Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lombok Utara Potong Target Pendapatan Asli Daerah akibat Pariwisata Lesu

Dari target PAD sebesar Rp107,3 miliar (setelah perubahan), sudah terealisasi sebesar 68,26 persen atau senilai Rp73,2 miliar.
Sejumlah pengunjung dan pelaku wisata mengikuti Senggigi Sunset Zumba saat acara sosialisasi penerapan protokol kesehatan Covid-19 saat berwisata di kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat, NTB, Minggu (13/9/2020). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dispar Kabupaten Lombok Barat sebagai upaya sosialisasi agar wisatawan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 saat berwisata./Antara-Ahmad Subaidi
Sejumlah pengunjung dan pelaku wisata mengikuti Senggigi Sunset Zumba saat acara sosialisasi penerapan protokol kesehatan Covid-19 saat berwisata di kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat, NTB, Minggu (13/9/2020). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Dispar Kabupaten Lombok Barat sebagai upaya sosialisasi agar wisatawan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 saat berwisata./Antara-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, LOMBOK UTARA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), menurunkan target Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari semula Rp220 miliar menjadi Rp107,3 miliar pada 2020 akibat sektor pariwisata yang lesu sejak pandemi Covid-19.

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Lombok Utara H Hermanto, di Lombok Utara, Rabu (30/9/2020), mengatakan sebagian besar PAD diperoleh dari pajak hotel dan restoran. Namun sejak pandemi Covid-19 seluruh hotel, khususnya di kawasan wisata tiga gili, tutup semua.

"Hotel-hotel di Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan tutup sejak April hingga saat ini. Memang kawasan wisata tiga gili tersebut sudah dibuka sejak September, tapi siapa yang mau berkunjung, belum ada," katanya.

Ia mengatakan target PAD tersebut sudah masuk dalam APBD perubahan tahun anggaran 2020 yang sudah dibahas bersama anggota DPRD Kabupaten Lombok Utara.

Dari target PAD sebesar Rp107,3 miliar (setelah perubahan), sudah terealisasi sebesar 68,26 persen atau senilai Rp73,2 miliar. Realisasi pendapatan tersebut bersumber dari pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), pajak parkir, dan retribusi parkir.

Sumber pendapatan lainnya adalah pembayaran pajak air tanah, pajak mineral dan logam, serta pajak restoran hotel dan rumah makan yang masih bisa beroperasi selama pandemi.

"Ada juga pajak reklame. Ada puluhan reklame, baik milik Pemerintah Provinsi NTB, Pemkab Lombok Utara, dan milik swasta," ujarnya.

Untuk mencapai target hingga akhir tahun, kata Hermanto, pihaknya berupaya untuk menggali dari potensi pembayaran PBB.

Para petugas Bapenda Kabupaten Lombok Utara bekerja keras dari pagi hingga malam hari untuk melakukan jemput bola atau memberikan pelayanan hingga ke rumah kepala dusun.

Pihaknya juga berharap dengan dibukanya kawasan wisata tiga gili akan memberikan dampak terhadap realisasi PAD hingga akhir tahun. Apalagi sejak dibuka kawasan wisata itu, kata dia, ada saja wisatawan yang datang berkunjung, baik lokal maupun dari luar NTB, seperti dari Bali dan Jakarta.

"Kawasan tiga gili memang sudah dibuka. Harapannya karyawan kembali bekerja normal meskipun sekedar bersihkan kolam renang dan menata kembali hotel yang sudah lama tutup, sambil menanti wisatawan berkunjung," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper