Bisnis.com, DENPASAR-- Tingkat pengangguran terbuka di Bali pada Februari 2020 mencapai 1,21% dari total jumlah angkatan kerja atau sebanyak 31.327 orang.
BPS Bali mencatat jumlah tersebut mengalami kenaikan sebanyak 1.065 orang atau 0,02% jika dibandingkan periode Februari 2019 silam. Kepala BPS Bali Adi Nugroho menjelaskan pengangguran terbuka adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja.
"Artinya dari 100 orang angkatan kerja, tidak lebih dari 2 orang sebagai pengangguran," katanya melalui live streaming BPS Bali, Selasa (5/5/2020).
Dia menuturkan, berdasarkan klasifikasi wilayah, penganguran terbuka di perkotaan di Pulau Dewata tercatat lebih tinggi dibanding di wilayah perdesaan. Pengangguran di kota tercatat sebesar 1,3%, sedangkan di perdesaan tercatat sebesar 1%.
Dibandingkan dengan tahun lalu, pengangguran diperkotaan tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,03% sedangkan di perdesaan justru turun 0,03%. Adapun jika melihat melihat tingkat pendidikannya, tamatan diploma masih masih yang tertinggi dibandingkan strata Pendidikan yang lain.
Artinya, kata Adi, bahwa di antara angkatan kerja berpendidikan diploma tercatat sebesar 3,77% sebagai pengangguran. Selebihnya, 96,23 persen angkatan kerja dari tingkat pendidikan ini terserap pada pasar kerja. Strata Pendidikan lain yang menyumbang pengangguran terbanyak adalah sekolah menengah kejuruan (SMK) sebesar 2,42%. Dengan kata lain, ada penawaran tenaga kerja tidak terserap terutama dari tingkat pendidikan diploma dan SMK.
“Diduga, mereka yang berpendidikan lebih rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja, sehingga dapat dilihat bahwa TPT dari yang berpendidikan SMP ke bawah adalah yang paling kecil di antara TPT semua tingkat pendidikan yaitu sebesar 0,37 persen. Apabila dibandingkan kondisi setahun yang lalu, penurunan TPT terjadi pada mereka yang berasal dari tingkat pendidikan SMP ke bawah dan SMA,” jelasnya.