Bisnis.com, BADUNG— Dirjen Perhubungan udara Kemenhub telah melakukan investigasi penyebab terbakarnya bus di area apron bandara Ngurah Rai Bali pada Jumat (6/9/2019) lalu.
Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Bali Elfi Amir mengatakan, dari hasil investigasi ada beberapa temuan yang dapat disimpulkan di antaranya:
Pertama lemahnya quality control terhadap pemeliharaan apron passenger bus (APB) oleh PT Gapura Angkasa. Kedua kurangnya kepatuhan terhadap regulasi terkait peralatan ground support equipment (GSE) khususnya pada APB. Ketiga kurangnya pengetahuan pengemudi APB untuk menggunakan APAR dalam kondisi darurat.
"Investigasinya dilakukan sehari setelah kejadian, yang melibatkan Inspektur Bandar Udara dibantu personil PT Angkasa Pura I dan Polsek KP3U," ujarnya dalam keterangan resminya, Rabu (11/9/2019).
Elfi menambahkan, atas tersebut Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan telah mengeluarkan safety recommendation yang harus ditindaklanjuti oleh setiap stakeholder bandara yang meliputi, pembuatan pedoman pemeliharaan peralatan APB, kedua update peraturan terkait peralatan GSE, ketiga peningkatan pengetahuan personal dalam penggunaan APAR, keempat konsistensi terhadap pedoman yang telah dibuat.
Selain itu, Alfi menegaskan, pihaknya dalam waktu dekat setiap stakeholder terkait diharapkan membuat corrective action plan untuk setiap safety recommendation tersebut.
Baca Juga
"Sehingga dapat mempertahankan dan meningkatkan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pelayanan jasa angkutan udara di bandara Ngurah Rai Bali," jelasnya.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, satu unit bus operasional bandara terbakar di area ground support equipment (GSE) pada pukul 13.25 Wita. Insiden tersebut tidak sampai menyebabkan korban jiwa karena saat kejadian bus dalam kondisi terparkir.