Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program Berbagi Listrik Jangkau 6 Lokasi di Nusa Tenggara

rogram Berbagi Listrik telah menjangkau enam lokasi yang tersebar di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur untuk memberikan akses listrik kepada masyarakat.
Ilustrasi: Pembangkit listrik tenaga surta (PLTS) di Pulau Solor, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur./Antara-PLN
Ilustrasi: Pembangkit listrik tenaga surta (PLTS) di Pulau Solor, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur./Antara-PLN

Bisnis.com, JAKARTA – Program Berbagi Listrik telah menjangkau enam lokasi yang tersebar di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur untuk memberikan akses listrik kepada masyarakat, kata Direktur PT Solar Indonesia Energi Irvan Hermala.

"Berbagi listrik ini sebuah gerakan intinya kita mengajak berbagai stakeholder untuk bekerja sama mewujudkan program clean and affordable energy, khususnya di desa tertinggal," kata Irvan yang juga dosen di Universitas Mercu Buana  usai Focus Group Discussion Clean and Affordable Energy di Jakarta, Kamis (1/8/2019).

Ke depan, program itu direncanakan akan menjangkau tujuh daerah sasaran di antaranya Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Maluku Tengah.

Dalam menjalankan program tersebut, berbagai pihak dilibatkan seperti lembaga pemerintahan, lembaga swadaya masyarakat, Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh, tanggung jawab sosial perusahaan, serta lembaga-lembaga donor lainnya baik dari dalam maupun luar negeri.

Saat ini ada tiga donatur institusi dan 258 donatur individu yang telah mendukung program-program Berbagi Listrik, dan total nilai dana yang terkumpul hingga sekarang sebesar Rp1,08 miliar.

Berbagi Listrik merupakan sebuah socio-enterprise yang didirikan oleh Irvan Hermala, Zaid R. Hanan, dan Agus Ismail, yang merupakan alumni dari program beasiswa lembaga pengelola dana pendidikan (LPDP) dari dalam dan luar negeri.

Start-up itu didirikan atas dasar keprihatinan terhadap daerah-daerah tertinggal di Indonesia yang masih kurang mendapatkan akses energi listrik, di mana listrik merupakan sumber daya sentral dalam menggerakkan roda perekonomian suatu daerah.

Menurut Kepala Program Zakat Community Development Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Anang Fahmi, lembaga filantropi berperan strategis dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) untuk memastikan akses energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi semua.

Baznas telah membangun desa energi ramah lingkungan dengan United Nations Development Programme (UNDP) di Jambi. Baznas, UNDP dan Bank Jambi membangun pembangkit listrik tenaga mikro hidro dengan kapasitas 60 KWH. Jumlah bangunan yang dialiri sebanyak 36 rumah termasuk dua sekolah, tiga musola, tiga masjid dan satu kantor desa.

"Baznas sangat concern terhadap zakat untuk pencapaian SDGs sehingga Baznas sudah mencanangkan untuk desa energi ramah lingkungan ini bersama United Nations Development Programme (UNDP) di Lubuk Bangkar kecamatan di Jambi," ujarnya.

Dia mengatakan pada 2019, akan diluncurkan eko wisata di desa itu untuk menunjukkan bahwa kehadiran listrik yang sudah 72 tahun dirindukan masyarakat setempat dapat mengembangkan perekonomian desa sekaligus melestarikan lingkungan hidup.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper