Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemensos Bentuk Kampung Siaga Bencana Kota Mataram

Kementerian Sosial memfasilitasi terbentuknya Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.
Direktur Sosial Korban Bencana Alam Kemensos RI Margo Wiyono menjelaskan kepada Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Nurul Farijati dan Kepala Cabang BNI Harsono (putih) mengenai Hunian sementara Korban Gempa di Desa Guntur Macan Kecamatan Gunung Sari Kota Mataram, NTB.
Direktur Sosial Korban Bencana Alam Kemensos RI Margo Wiyono menjelaskan kepada Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat, Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Nurul Farijati dan Kepala Cabang BNI Harsono (putih) mengenai Hunian sementara Korban Gempa di Desa Guntur Macan Kecamatan Gunung Sari Kota Mataram, NTB.

Bisnis.com, JAKARTA -- Suasana halaman kantor Walikota Mataram, mendadak riuh. Bunyi sirine meraung-raung, tanda bahaya gempa bumi. Ratusan warga kota berlarian menuju ruang terbuka. 

Para wanita dan anak kecil, tampak dievakuasi menuju shelter. Sementara petugas Tagana juga mengusung korban terluka dan membagikan konsumsi bagi para pengungsi.

Pemandangan yang jadi tontonan warga dan pegawai negeri di lingkungan walikota ini merupakan simulasi uji SOP penanggulangan bencana gempa bumi. Simulasi dilakukan oleh Kampung Siaga Bencana (KSB) kota Mataram. 

Kementerian Sosial memfasilitasi terbentuknya Kampung Siaga Bencana (KSB) di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Lokasi ini merupakan KSB ke 635 di Indonesia dan KSB kedua yang dibentuk Kemensos di Kota Mataram, sebelumnya di kelurahan Babakan, Kecamatan Sandubaya.

Dalam sambutan Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat menjelaskan dipilihnya kota Mataram sebagai KSB karena kota ini termasuk daerah yang rawan bencana karena wilayah NTB masuk jalur cicin api yang rawan terjadi gempa bumi.

Data Pemkot Mataram mencatat akibat gempa bumi beberapa bulan lalu sebanyak 13.000 lebih rumah mengalami kerusakan dan 2.000 rusak berat di kota ini.

"Kenapa dipilih kota ini sebagai Kampung Siaga Bencana, karena daerah ini merupakan kawasan yang rawan terjadi gempa," tutur Harry Hikmat dalam rilis yang diterima Bisnis, Rabu (21/11/2018)

Pembentukan KSB ini ditujukan untuk mengurangi dampak bencana sekaligus sebagai bagian dari mitigasi bencana.

Harry mengatakan dalam pendirian KSB pihaknya melibatkan semua pihak mulai dari Pemda, TNI, Polri, BPBD dan seluruh pilar-pilar sosial termasuk pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) karena sebagian warga yang terdampak bencana adalah Keluarga Penerima Manfaat bantuan PKH.


"Kebersamaan seluruh unsur sangat dibutuhkan dalam mengatasi bencana. Jika terjadi bencana Pendamping PKH dan TAGANA 1 jam harus sudah dilokasi. Saat terjadi bencana ada penerima manfaat PKH ada yang jadi korban bencana. Sehingga mereka juga harus sadar dan paham penanggulangan bencana," pungkasnya.

Dalam kesempatan ini anggota Komisi VIII DPR RI Rachmat Hidayat dikukuhkan menjadi pembina Taruna Siaga Bencana Nasional. Pembina TAGANA Nasional bertugas memberikan dukungan penuh kepada kebencanaan termasuk dukungan anggaran penanggulangan bencana di Indonesia.

Rachmat mengaku senang menjadi pembina kehormatan karena membuat jiwanya semakin bersemangat untuk mengatasi bencana. Untuk itu, ia siap mendukung anggaran bencana.

"Saya siap memperjuangkan anggaran bencana dan penanggulangan kemiskinan," ujarnya.

Rachmat juga mengingatkan kepada walikota Mataram agar juga mendukung anggaran operasional TAGANA dan penanggulangan kemiskinan.

"Pak walikota mari bersama untuk atasi bencana. Pak wali tolong diperhatikan kebutuhan dan vitamin TAGANA," tambahnya.

Di tempat yang sama, Walikota Matarama Ahyar Abduh mengaku gempa bumi yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi pelajaran penting bagi masyarakat. "Gempa bumi yang lalu memang pusatnya bukan di Kota Mataram. Namun dampaknya kita rasakan. Perlu kerjasama semua unsur untuk meminimalisasi korban," tegas Ahyar.

Ahyar menegaskan apel siaga bencana yang dilakukan ini merupakan bentuk kesiapan menghadapi cuaca ekstrim yang dapat menimbulkan berbagai bencana seperti gelombang laut tinggi dan tanah longsor dapat melanda kota Mataram. 

"Cuaca Ekstrim harus bisa diantisipasi agar tidak ada korban yang lebih besar," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dewi Andriani
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper