Bisnis.com, JAKARTA - Penanaman modal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga September 2018 telah menyentuh angka Rp3,88 triliun dan US$74,43 juta. Jumlah realisasi investasi itu menjadi yang tertinggi selama beberapa tahun terakhir.
Dikutip Sabtu (3/11/2018) dari laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) , penanaman modal dalam negeri (PMDN) tumbuh tinggi, sementara penanaman modal asing (PMA) sedikit menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017.
Selama periode Januari-September pada 3 tahun terakhir, realiasi PMDN pada 2018 senilai Rp3,88 triliun tumbuh 482,01% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Sebelumnya PMDN di NTT selama periode Januari-September senilai Rp667,9 miliar pada 2017 dan Rp651,57 miliar pada 2016.
Dengan nilai PMDN yang naik tinggi, jumlah proyek juga tercatat naik. Hingga kuartal III/2018, jumlah proyek PMDN di NTT sebanyak 54 proyek. Adapun pada periode yang sama tahun 2016 dan 2017 masing-masing sebanyak 16 proyke dan 41 proyek.
Di sisi lain, realisasi PMA pada kuartal III/2018 sebesar US$72,43 juta. Angka itu menyusut jika dibandingkan dengan periode Januari-September 2017 yang senilai US$123,5 juta. Kendati demikian, dari sisi jumlah proyek PMA tercatat meningkat dari 112 pada periode Januari-September 2016, menjadi 133 pada 2017 dan 138 pada tahun ini.
Laporan Kajian Ekonomi Regional NTT yang dirilis Bank Indonesia per Agustus 2018 mencatat, Kabupaten Sumba Barat Daya, Sumba Timur, Kupang dan Timor Tengah Utara menjadi lokasi 5 besar penanaman modal dalam negeri.
Untuk PMA, Kabupaten Manggarai Barat memimpin disusul Kota Kupang, Sumba Barat, Sumba Timur dan Rote Ndao.