Bisnis.com, DENPASAR— Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali memberikan bantuan alat mesin pertanian (alsintan) kepada anggota subak abian komoditas kakao yang tergabung dalam Koperasi Koperasi Kerta Semaya Samaniya atau KSS Jembrana.
Bantuan berupa cultivator, alat pemotong rumput, handsprayer aki, gunting galah dan ranting, kereta dorong, peralatan quality control (QC), timbangan elektrik, serta alat pengukuran pH tanah dan unsur hara tersebut diharapkan memberikan kontribusi nyata meningkatkan kualitas komoditas kakao Jembrana.
Kakao Jembrana kini telah berhasil menembus sejumlah pasar ekspor seperti Perancis (Valrhona) dan Jepang.
Hal ini tidak terlepas dari kualitas biji kakao Jembrana yang diakui sebagai salah satu yang terbaik di dunia di samping kakao dari Ghana dan Pantai Gading, serta mendapatkan pengakuan dari Cocoa of Excellence (sebuah LSM internasional pemerhati kakao dunia).
Kepala Perwakilan BI Bali Causa Iman karana menekankan peran kakao Jembrana sebagai salah satu komoditas unggulan yang dapat menyokong daya saing ekspor sekaligus pengembangan ekonomi masyarakat dan petani untuk meningkatkan daya beli.
Dia menyampaikan bantuan yang diberikan merupakan tindak lanjut dari bantuan sebelumnya berupa bibit kakao sebanyak 4000 pohon yang didatangkan dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember pada bulan Mei lalu.
“Ke depannya, Bank Indonesia masih akan melanjutkan program Local Economic Development [LED] pada komoditas kakao di Jembrana melalui subak-subak abian anggota KSS. Keterlibatan dan partisipasi aktif petani serta dukungan Pemerintah Kabupaten Jembrana merupakan salah satu prasyarat keberhasilan program. Untuk itu Bank Indonesia akan memastikan sinergitas tersebut berjalan dengan lancar,” jelasnya, Jumat (2/11/2018).
Dia menegaskan bantuan ini merupakan salah satu upaya bank sentral memberikan kontribusi nyata pada upaya-upaya penguatan daya saing ekspor nasional untuk memperkuat cadangan devisa. Identifikasi dan dukungan terhadap sektor-sektor ekonomi yang dapat meningkatkan ekspor terus diberikan, salah satunya melalui program LED oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia di daerah.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali pun terus mengidentifikasi potensi-potensi daya saing ekspor daerah sebagai upaya mendorong lahirnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru. Salah satu daerah yang diidentifikasi adalah Kabupaten Jembrana yang memiliki komoditas ekspor unggulan yaitu kakao.
Sejak tahun 2011, para petani di subak-subak abian yang tergabung dalam KSS melaksanakan program kakao lestari. Mereka berupaya membudidayakan kakao sebagai salah satu komoditas unggulan khususnya yang berada di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Dengan pendampingan intensif oleh Yayasan Kalimajari, Koperasi KSS berhasil mengantongi sertifikasi UTZ sebagai penanda petani kakao di Jembrana telah menerapkan sustainable farming.