Bisnis.com, DENPASAR—Pelaku UKM Uzbekistan tertarik bekerja sama dengan pelaku usaha sejenis dari Bali karena melihat hasil produksi sejumlah UKM di Pulau Dewata.
Rombongan pelaku usaha Uzbekista Islanova Nargiza menyatakan sudah menemukan beberapa potensi yang bisa ditindaklanjuti. Diharapkan ke depannya akan ada pertukaran produk UKM dari negaranya dengan Bali untuk memperkuat hubungan.
“Kami sudah mengunjungi pabrik anggur Sababay serta kopi luwak, semoga hasil kunjungan tersebut bisa ditindaklanjuti,” jelasnya dikutip dari siaran pers, Senin (22/10/2018).
Tidak hanya dengan produk tersebut, ada potensi untuk kerjasama di bidang sektor lainnya. Nargiza mengakui dirinya memiliki program program TV sendiri di Uzbekistan, dan ingin membuat acara khusus yang mengupas tentang UKM Bali. Dia mengaku sangat tertarik dengan Bali meskipun baru pertama berkunjung ke daerah ini.
Kunjungan delegasi tersebut difasilitasi oleh difasilitasi oleh Duta Besar Indonesia untuk Uzbekistan AA Gede Alit Santika. Dia mengatakan pertemuan ini diikuti dengan tindak lanjut nyata. Menurutnya, pengusaha UKM Uzbekistan memang sangat tertarik dengan pengusaha lokal Bali.
“Walaupun kunjungan ini cukup singkat, saya harap bisa menjawab rasa penasaran mereka akan Bali dan ke depan mereka bisa membawa teman-teman mereka untuk kerjasama dengan pengusaha Bali,” jelasnya dalam pertemuan di Diskop dan UKM Bali.
Baca Juga
Kadiskop dan UKM Bali Kadis Gede Indra mengatakan jika perkembangan UKM di Bali cukup pesat, dan saat ini terdata sebanyak 313.967. Hal itu tidak lepas dari dukungan pemerintah terhadap pembinaan UKM di Bali. Dia menjelaskan salah satu kelebihan Bali yang terkenal adalah kebudayaan yang unik dan adiluhung.
Menurutnya kebudayaan itu yang mempengaruhi produk-produk asal Bali menjadi mampu bersaing di pasar internasional. Sampai saat ini, Kata Gede Indra, sudah banyak UKM Bali yang berhasil menembus pasar ekspor dunia. Produk-produk tersebut didominasi oleh ukiran songket, kain tenun dan anyaman.
“Serta untuk komoditi buah yang diexpor kita punya coklat, jeruk kintamani, kopi luwak dan salak Bali. Bahkan untuk komoditi coklat kita sudah mampu bersaing di pasar Singapura, Malaysia dan Thailan,” imbuhnya.
Dia berharap terjalin kerjasama antar UKM Bali dan Uzbekistan sehingga bisa membuka peluang lebih besar untuk mengembangkan usahanya masing-masing.