Bisnis.com, DENPASAR—Petani produk eskspor diuntungkan dengan kenaikan nilai tukar dolar di Indonesia. Pada saat banyak pengusaha mengeluhkan kenaikan dolar AS terhadap rupiah, petani kakao di Kabupaten Jembrana justru memperoleh keuntungan tambahan.
Ketua Koperasi Kakao Kerta Samaya Samaniya (KKS) I Ketut Wiadnyana mengaku kenaikan mata uang AS tersebut membuat pendapatan mereka meningkat. Hal itu terjadi karena produk kakao fermentasi KKS Jembrana yang diekspor ke sejumlah negara dihargai lebih mahal.
“Harganya jadi lebih tinggi, pendapatan petani naik jadinya,” jelasnya, Minggu (9/9/2018).
Pada Kamis (6/9/2018), KKS mengirimkan biji kakao fermentasi ke buyer Jepang dan Prancis serta sejumlah buyer dalam negeri.
Total ada 11 ton biji kakao fermentasi dikirimkan ke Valrhona Prancis, AKP organic Jepang dan buyer dalam negeri yakni Cau chocolate, POD dan Bali Chocolate Factory.
Selama 2017, koperasi ini sudah menjual sebanyak 57 ton biji kakao fermentasi ke sejumlah pembeli.
Wiadnyana mengungkapkan selama ini kakao fermentasi KKS jika dinilai dengan rupiah seharga Rp44.000 per kg. Dengan menguatnya nilai dolar AS terhadap rupiah, harga tersebut akan meningkat meskipun pihaknya mengaku belum menghitung dampak kenaikan.
Atas kondisi ini petani di Jembrana mengatakan rasa syukurnya karena kerja keras mereka terbayarkan.
Dia menuturkan petani kakao di Jembrana memiliki daya tawar tinggi dalam menjual produk fermentasi sehingga ketika nilai dolar AS menguat, pihaknya mendapatkan manfaat. Hal itu terjadi dikarenakan kualitas kakao fermentasi di Jembrana.
"Tidak seperti dulu, kami tidak punya posisi tawar. Sekarang banyak buyers minta produk dari sini makanya ketika dolar menguat petani anggota koperasi bisa mendapatkan berkah," paparnya.
Kabupaten Jembrana adalah penghasil komoditas kakao terbesar di Bali meskipun luasan lahan kakaonya kalah dengan Tabanan.
Saat ini, petani kakao di daerah ini sudah berhasil menjadikan komoditas kakao sebagai salah satu komoditas andalan bagi daerah.
Keunggulan kakao Jembrana adalah produknya sudah diproses secara fermentasi dengan kualitas organic aromatif sepesifik sehingga nilai jualnya lebih mahal dibandingkan dengan hasil kakao daerah lain.