Bisnis.com, DENPASAR – Pelaksanaan konstruksi Bendungan Tamblang akan dilelang pada September 2018 ini dengan biaya diperkirakan mencapai Rp789 miliar. Lama konstruksi pembangunan diperkirakan 4 tahun.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Ketut Jayada mengatakan sebelum dilelang, pada pekan ini dilakukan sidang teknis yang membahas mengenai keamanan bendungan, bahan, hingga proses konstruksi.
Dengan demikian, saat sidang teknis ini nilai investasi dapat berubah, dengan kemungkinan lebih menurun dari prediksi awal. “Sidang teknis ini memengaruhi angka, biasanya lebih hemat,” ungkapnya pada Senin (13/8/2018).
Menurut dia, Bendungan Tamblang nantinya memiliki kapasitas tampung 7 juta m3. Bendungan ini dimanfaatkan sebagai sumber air baku untuk memasok wilayah Bali Utara dan Timur sebesar 410 liter per detik. Bendungan ini juga dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian seluas 600 hektare.
Selain itu, bendungan ini mampu dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan hasil listrik hingga 0,5 MW. “Jadi, ini bendungan kemungkinan untuk Singaraja saja.”
Menurutnya, kehadiran Bendungan Tamblang juga sebagai persiapan hadirnya bandara di Bali Utara. Jika bandara di Bali Utara rampung, kegiatan perekonomian akan cepat berkembang sehingga kebutuhan air menjadi salah satu hal yang harus dijamin.
“Dengan adanya bandara, itu memerlukan air baku yang besar, apalagi jarak bendungan dengan lokasi perencanaan bandara di Kubu Tambahan hanya belasan kilometer, jadi dekat,” katanya.
Sementara, Bendungan Sidan diprediksi dibangun mulai September 2018 dengan nilai investasi mencapai Rp820 miliar.
Menurut dia, pembangunan Bendungan Sidan memang sempat ditunda lantaran adanya evaluasi dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Setelah ini rampung, kontrak akan muncul dan konstruksi bisa langsung dilakukan.
Rencananya, Bendungan Sidan digunakan untuk memenuhi kebutuhan air di Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita). Bendungan Sidan memiliki luas 52 hektare dengan volume air 3,8 juta m3 dan rencananya menghasilkan debit air 1.700 liter per detik.
Jika bendungan ini selesai dibangun, kebutuhan air baku lewat PDAM untuk Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan diprediksi terpenuhi hingga 25 tahun mendatang.
“Ketahanan air Bali kurang karena pulaunya kecil, sehingga sungainya juga kecil. Konsekuensinya, kita harus menyiasati itu. Saat musim hujan, kita tampung air lewat bendungan agar tidak terbuang dan bisa dimanfaatkan saat musim kemarau,” tuturnya.