Bisnis.com, MENGWI, Bali – Industri kecil dan menengah sektor makanan dan minuman menjadi salah satu sektor prioritas dalam penerapan program e-Smart IKM seiring dengan implementasi industri 4.0.
Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Kemenperin Gati Wibawaningsih menegaskan industri makanan dan minuman (mamin) tidak hanya didominasi perusahaan besar, tetapi juga cukup banyak IKM. Gati menilai IKM punya andil signifikan terhadap kemajuan ekonomi nasional.
“IKM mamin berkontribusi 40% terhadap PDB (produk domestik bruto) sektor IKM secara keseluruhan dan mampu menyerap tenga kerja hingga 42,5% dari total pekerja di sektor IKM,” ungkapnya di Mengwi, Kabupaten Badung, Jumat (27/7/2018).
Dia menjelaskan hingga Mei 2018, jumlah pelaku IKM yang telah mengikuti Workshop e-Smart IKM berjumlah 2.430 IKM. Lebih dari 30% peserta berasal dari pelaku IKM mamin. Melalui program e-Smart IKM, pemerintah mengajarkan mereka mengenai cara berjualan dengan sistem daring.
Kemenperin juga telah menggandeng lima marketplace dalam negeri, yakni Bukalapak, Tokopedia, Shopee, Blanja.com dan Blibli.
Marketplace itu di antaranya sudah unicorn (startip yang telah berkembang). Gati menambahkan perlunya IKM nasional memasuki ekonomi digital atau industri 4.0, karena diyakini akan meningkatkan produktivitas dan kemampuan ekspor sehingga struktur perekonomian menjadi lebih baik.
Sejalan upaya tersebut, langkah strategis yang telah dilakukan pemerintah di antaranya memberikan insentif dan kemudahan perizinan guna menggerakkan investasi.
“Untuk memasuki industry 4.0, kita bangun lebih dahulu ekosistemnya. Jadi, ke depannya buyer dan produsen langsung terkoneksi,” ujarnya.