Bisnis.com, DENPASAR — Pengembang properti di Bali optimistis program relaksasi dari Bank Indonesia dengan memberikan izin uang muka 0% bagi pembeli rumah akan meningkatkan daya beli masyarakat terutama segmen rumah non subsidi.
Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Bali Pande Agus Widura menegaskan keringanan ini merupakan kebijakan yang ditunggu-tunggu pengusaha properti di Pulau Dewata. Dia mengatakan kendala bagi pengembang pasa saat ini adalah ketika uang muka dinilai terlalu besar bagi calon pembeli.
“Karena memang kendalanya itu di DP, banyak calon pembeli tidak sanggup jika harus membayar sesuai ketentuan,” jelasnya Rabu (4/7/2018).
Pande mengungkapkan harga properti di Bali khususnya di daerah seperti Denpasar dan Badung tinggi. Alhasil calon pembeli kesulitan jika harus membayar minimal 30% dari harga rumah, meskipun untuk mencicil secara bulanan mereka mampu.
Akibatnya, banyak yang mengurungkan niatnya membeli rumah non subsidi. Situasi yang berlangsung sejak 2013 tersebut akhirnya memukul pengembang properti karena daya beli rendah.
Pande menyatakan pihaknya optimistis seperti REI pusat yang menyakini program tersebut dapat meningkatkan penjualan properti hingga 10% di seluruh Indonesia.
Pihaknya kini berharap besar kepada bank penyalur kredit KPR untuk dapat merealisasikan relaksasi dari bank sentral tersebut.
Dia mengakui seharusnya pengembang di Bali ada yang mendapatkan hak uang muka 0%, tetapi kebijakan itu sangat tergantung dari bank penyalur.
“Karena memang betul BI membebaskan DP 0% , tetapi menjadi kebijakan dari bank penyalur untuk memutuskan. Artinya, bank penyalur akan tetap melihat risk dari end user. Apabila bank penyalur mengganggap end user tidsk biss mendapatkan DP 0%, maka bank penyalur akan memutuskan DP yang sesuai dari kemampuan end user tersebut,” paparnya.