Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penanggulangan Kekeringan di NTT Perlu Rp20 Miliar

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur (NTT) memperkirakan anggaran untuk menanggulangi kekeringan di daerah itu bisa mencapai Rp20 miliar.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, KUPANG — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur (NTT) memperkirakan anggaran untuk menanggulangi kekeringan di daerah itu bisa mencapai Rp20 miliar.

"Kalau berkaca pada anggaran kekeringan tahun-tahun sebelumnya, jumlahnya diperkirakan bisa mencapai Rp20 miliar dari total kabupaten yang mengajukan proposal," kata Kepala BPBD NTT Tini Tadeus di Kupang, Senin (2/7/2018).

Hal ini disampaikan menanggapi semakin meluasnya kasus kekeringan ekstrem di 11 kabupaten di NTT akibat musim kemarau berkepanjangan yang terjadi di daerah itu.

Sejumlah anggaran itu, kata Tini, ada di pusat sehingga jika ada proposal masuk maka akan langsung dicairkan oleh BNPB sesuai dengan proposal yang diminta.

"Dana sebesar itu tergantung dari inisiatif setiap kabupaten yang ingin menganjurkan berapa anggaran yang ingin dicairkan," katanya menambahkan.

Namun kesulitan yang dihadapi di BNPB adalah proses pencairan dana atau anggaran itu terjadi pada Oktober, padahal seharusnya jika ancaman kekeringan itu berlangsung pada hari itu, maka anggarannya harus dicairkan pada saat itu juga.

"Proses pencairannya memang cukup memakan waktu yang lama sehingga diperlukan kesabaran dari setiap kabupaten jika ingin mencairkannya," katanya menambahkan.

Namun sebelum dana bencana itu cair, BNPB akan menurunkan tim verifikasinya untuk memantau secara langsung apakah benar ada bencana di daerah itu.

Anggaran yang dikeluarkan bagi kabupaten terkena bencana juga sudah barang tentu diketahui oleh Kementerian Keuangan.

Sampai saat ini, sesuai data yang diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi ada 11 kabupaten/kota di provinsi berbasis kepulauan itu yang sudah terkena kekeringan ekstrem.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper