Bisnis.com, DENPASAR – Bandar Udara Ngurah Rai akhirnya dibuka kembali pada Jumat (29/6/2018) pukul 14.30 WITA sesuai dengan Notam A2552/18 lantaran angin yang mengarah ke barat laut dan tidak menutupi udara di atas bandara.
Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Bali Nusra Herson mengatakan hasil Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) masih berkatagori orange. Terlebih, aktifitas Gunung Agung masih di Level III (Siaga), dan hanya terdapat kepulan asap putih (kepulan uap air) mencapai 1.500 - 2000 m diatas puncak.
Kemudian, Meteorologi Watch Office merilis SIGMET Pada Jumat (29/6/2018) juga menyatakan terdapat sebaran abu vulkanik dari permukaan hingga ketinggian 16000 dan 23000 ft. Tetapi tidak terdapat debu vulkanik di Atas wilayah Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai.
Sesuai dengan Volcanic Ash Advisory Centre (VAAC) Darwin pada 11.50 WITA, sebaran abu vulkanik pada ketinggian permukaan hingga ketinggian 16.000 dan 23.000 feet yang bergerak ke barat mempunyai kecepatan 15 Knot, namun tidak menutupi ruang udara Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai-Bali.
“Hal ini juga dikuatkan semakin mengecilnya kekuatan atau intensitas erupsi Gunung Agung,” katanya, Jumat (29/6/2018).
Ditambah pula dengan RGB Citra satelit cuaca Himawari Pukul 01.00 Wita, memperlihatkan pergerakan debu vulkanik terdeteksi ke arah barat daya- barat laut dan tidak menutupi ruang udara Bandara I Gusti Ngurah Rai-Bali. Hasil Aerodrome Observation dalam bentuk Paper test menunjukkan NIL adanya Vulcanic Ash di Area Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali.
“Dengan pertimbangan air space atau ruang udara bandara sudah tidak terdapat Sebaran VA dan arah angin cenderung dr arah timur ke barat laut serta dengan mempertimbangkan ploting VAAC Darwin terbaru maka Bandara I Gusti Ngurah Rai re-open Terhitung mulai tanggal 29 Juni 2018 Pukul 14.30 WITA,” katanya.