Bisnis.com, BULELENG—Kabupaten Buleleng, Bali mengembangkan tanaman tembakau seluas 610 hektare dalam tahun 2018, dengan melibatkan petani setempat, meningkat 174 hektare atau 39 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 436 hektare.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Nyoman Genep, di Singaraja, Senin (30/4/2018) menjelaskan, selain meningkatkan luas lahan tembakau, juga meningkatkan pengembangan varietas, yakni dari hanya menanam tembakau jenis Virginia, kini petani juga menanam tembakau jenis white burly dan tembakau rajangan.
"Petani paling banyak menanam tembakau virginia. Pengembangan jenis lain masih tergolong rendah. Tahun ini untuk tembakau rajangan luas tanamnya hanya 60 hektare," ujar Nyoman Genep.
Petani di daerah pesisir utara Pulau Bali dalam musim tanam tahun 2018 masih dalam proses menyiapkan lahan dan penyemaian bibit tembakau. Lahan penanaman tembakau tersebar di beberapa desa di Kecamatan Sukasada, Kecamatan Buleleng, dan Kecamatan Sawan.
Dalam bidang pemasaran tembakau bekerjasama dengan dua perusahaan mitra yakni PT Gudang Garam seluas 350 hektare dan Bringin Bali 200 hektare.
Nyoman Genep menjelaskan, dalam tahun 2018 diharapkan produksi tembakau dapat meningkat, karena beberapa tahun belakangan ini produksinya menurun, karena sangat tergantung dari pengaruh cuaca.
"Beberapa tahun sebelumnya, produksi tembakau di Buleleng anjlok karena cuaca yang tidak mendukung. Namun pada musim tanam tahun 2017 cuacanya sangat mendukung, sehingga roduksi tembakau melonjak dan petani mendapat keuntungan maksimal" ujar Nyoman Genep.
Ia selalu mengingatkan petani tembakau agar tetap mempertimbangkan cuaca sebelum mulai melakukan budi daya tembakau. Karena budi daya tembakau memang beresiko. Namun kalau cuaca mendukung, tanaman ini mampu memberi keuntungan yang besar.