Bisnis.com, KUTA—Bali & Beyond Travel Fair 2018 menargetkan transaksi Rp7,8 triliun dan berambisi menjadi ajang promosi pariwisata internasional terbesar di Indonesia.
Ketua Asita Bali I Ketut Ardana mengatakan 181 pembeli dan 107 penjual dari 42 negara telah memberikan konfirmasi untuk berpartisipasi dalam BBTF ke-5 yang akan digelar 26-30 Juni di Bali Nusa Dua Convention Center.
“BBTF diproyeksikan menjadi ‘market place’ terbesar untuk ajang promosi pariwisata, ini bakal setaraf dengan pasar wisata internasional yang pernah ada,” katanya, Rabu (28/3/2018).
Menurut Ardana operator wisata yang telah konfirmasi tahun ini terbanyak berasal dari Australia 23 perusahaan, India (19), Inggris (15), dan Perancis (11). Partisipan mungkin akan bertambah karena masih ada waktu 3 bulan.
Perusahaan lainnya berasal dari sejumlah negara di antaranya China, Jerman, Kroasia, Brasil, Ukraina, Arab Saudi, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Spanyol, Israel, Belanda, Polandia, Tunisia, Kanada, Cile, Jepang, Korea Selatan, Ghana dan negara tetangga di Asia Tenggara.
Keikutsertaan operator wisata mancanegara diharapkan menjadi daya tarik para pelaku wisata bukan hanya dari Bali, tetapi juga partisipan dari Indonesia lainnya. Setidaknya 19 provinsi akan ikut memperkenalkan potensi pariwisata masing-masing daerah.
Ardana juga menyebut sejumlah penjual dari mancanegara yang baru pertama kali mengikuti BBTF di antaranya Thailand, Myanmar, Kamboja, dan Dubai (Uni Emirat Arab).
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung I Made Badra mengatakan Pemkab Badung menyediakan anggaran yang besar untuk penyelenggaraan BBTF. Jika tahun lalu menggelontorkan dana Rp6,7 miliar, untuk BBTF 2018 disediakan Rp7 miliar dan tahun depan direncanakan Rp10 miliar.
Badung juga merangkul 7 kabupaten dan 1 kota di Bali dengan menyediakan anjungan gratis untuk memperkenalkan potensi wisata masing-masing daerah, di antaranya menyertakan satu desa wisata unggulan.
Kata dia Pemkab Badung memiliki tanggung jawab moral untuk mendorong kepariwisataan yang merupakan tulang punggung perekonomian daerah setempat. Tahun ini, dari pajak hotel dan restoran diharapkan mendatangkan pendapatan asli daerah Rp5,7 triliun dengan target kunjungan 6,5 juta wisatawan mancanegara dan 10 juta wisatawan domestik.
“Kami berharap kualitas wisatawan asing yang datang kian meningkat dengan menghabiskan US$1.200-US$1.600 per orang dengan lama tinggal rata-rata 5 hari.
Ketua Dewan Penasihat Gabungan Industri Pariwisata Indonesia Bali Ida Bagus Ngurah Wijaya menyarankan untuk menghadapi persaingan para pelaku pariwisata agar fokus menggarap pasar. Jangan coba-coba menghadiri pasar wisata besar internasional jika belum memiliki pengalaman dan jejaring global.
Ia menyarankan pelaku industri pariwisata yang baru berkecimpung dalam promosi pariwisata untuk menjajal BBTF, sembari menjalin hubungan dengan pembeli dari mancanegara agar penggarapan pasar bisa lebih efektif dan efisien.