Bisnis.com, DENPASAR—Tim pengendali inflasi daerah Bali disarankan menelaah lagi tingkat inflasi di daerah ini apakah benar karena keberhasilan menekan atau justru akibat melemahnya kemampuan daya beli masyarakat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, tingkat inflasi pada 2017 sebesar 3,32%. Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan laju inflasi nasional sebesar 3,61%. Bali masuk kategori zona hijau di nasional karena tingkat inflasinya rendah.
“Inflasi di Bali saya cek angkanya rendah. Tapi mohon maaf ke TPID, harus ditelaah lagi, lambatnya inflasi karena keberhasilan kinerja atau driver ekonomi yang melemah,” jelas pengamat ekonomi Ryan Kiryanto, di sela-sela diseminasi kajian ekonomi dan keuangan regional Bali, di Kuta, Rabu (28/3/2018).
Ryan mengatakan berdasarkan ilmu ekonomi, inflasi yang rendah tidak dapat diklaim sebagai sebuah kesuksesan saja tetapi harus diwaspadai. Menurutnya, bisa saja rendahnya inflasi tersebut jangan-jangan mungkin karena kemampuan membeli masyarakat berkurang.
Bahkan, khusus di Bali bisa juga rendahnya tingkat inflasi disebabkan berkurangnya spending uang wisatawan ketika datang ke daerah ini.
Deputi Direktur Kantor Perwakilan BI Bali Azka Subhan mengakui bahwa rendahnya inflasi disebabkan dua hal.
“Keduanya memiliki kontribusi, peran dari TPID menekan inflasi tetapi bisa juga akibat melemahnya daya beli masyarakat,” tuturnya.