Bisnis.com, DENPASAR—Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali Causa Iman Karana menilai perkembangan cashless society di Bali menunjukkan kemajuan positif ditandai semakin banyaknya fasilitas bagi masyarakat bertransaksi secara non tunai.
Causa menyatakan salah satu indikatornya adalah cepatnya pelaku usaha perbankan maupun industri lain dalam merespon keberadaan alat bertransaksi maupun isi ulang uang elektronik seperti yang dilakukan oleh PT Jasamarga Bali Tol (JBT). Pengelola jalan tol Bali Mandara ini bersama dengan sejumlah bank penerbit uang elektronik memasang alat isi ulang dan pembayaran tunai di pintu masuk tol serta berencana menambah satu alat lagi di pintu tol lainnya.
“Ini menunjukkan bahwa ada arah positif bagi pengembangan cashless society. Salah satu indikatornya ketika fasilitas penunjang seperti merchant dan tempat top up banyak jadinya terbiasa,” tuturnya, Selasa (27/3/2018).
Berdasarkan pantauan Bisnis, saat ini Jalan Tol Bali Mandara menjadi satu-satunya jalan tol di Indonesia yang mewajibkan pengendara bertransaksi tiket menggunakan uang elektronik. Selain itu, pintu gerbang Bandara Ngurah Rai, pintu masuk Pelabuhan Benoa juga sudah menerapkan sistem pembayaran dengan uang elektronik (E-Port Card). Bahkan, kartu tersebut dapat digunakan untuk berbelanja di tenant yang ada di Pelabuhan Benoa.
Causa optimistis dengan sejumlah inovasi dari pelaku usaha dan perbankan, cashless society di Bali akan meningkat dengan sangat baik. Kondisi itu ditambah dengan mudahnya masyarakat untuk mengadopsi cara baru bertransaksi tanpa harus menggunakan uang tunai.
Dia menekankan akan terus mensosialisasikan pembayaran non tunai untuk mendukung akuntabilitas dan efisiensi serta kepraktisan. “Karena dengan transaksi non tunai semua data akan terekam,” jelasnya.
BI Bali mencatat pada triwulan IV/2017 , jumlah uang elektronik di Bali tercatat sebanyak 33.271 unit atau tumbuh sebesar 3,84%. Angka tersebut, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (-0,55%, yoy). Pertumbuhan tertinggi jumlah elektronik di Provinsi Bali terjadi pada triwulan II 2017 seiring dengan akan diberlakukannya pembayaran 100% non-tunai di jalan Tol Bali Mandara pada Oktober 2017.
Dilihat berdasarkan jenis transaksinya, pengisian ulang (top up) masih mendominasi sejak triwulan II/2016. Pada triwulan IV/2017, transaksi isi ulang uang elektronik tercatat sebesar Rp43,97 juta atau terkontraksi sebesar 55,14% (yoy), lebih rendah dibanding triwulan III 2017 yang terkontraksi sebesar 44,63% (yoy).
Namun demikian, pertumbuhan transaksi tarik tunai mengalami peningkatan dari -62,17% (yoy) pada triwulan III 2017 menjadi -17% (yoy) pada triwulan IV/2017. Demikian halnya dengan pertumbuhan transaksi pembayaran yang tumbuh dari sebelumnya -14,09% (yoy) menjadi 57,57% (yoy) pada triwulan IV 2017.
Seiring dengan peningkatan transaksi pembayaran, pangsa transaksi pembayaran mengalami peningkatan dari 7% pada triwulan tiga menjadi 30% pada triwulan akhir tahun lalu. Adapun pangsa transaksi isi ulang mengalami penurunan dari 91% pada triwulan III/2017, menjadi 65% pada triwulan akhir.
“Hal ini menunjukkan efektifitas perbankan dalam melakukan edukasi penggunaan elektronik yang tercermin pada semakin luasnya penggunaan uang elektronik tidak hanya isi ulang,” tegasnya.
BI Bali juga mendorong elektronifikasi pembayaran tiket masuk obyek wisata khususnya di Kabupaten Tabanan dan kawasan wisata Pantai Pandawa, serta pembayaran parkir kendaraan di pusat perbelanjaan. Kepala Pemimpin BNI Kantor Wilayah Bali NTB & NTT Putu Bagus Kresna mengakui elektronifikasi di Pulau Dewata menunjukkan perkembangan pesat.
Dia mengatakan hingga saat ini, BNI Bali sudah berhasil mengeluarkan sebanyak 37.000 unit uang elektronik yang tersebar di seluruh daerah. Menurutnya, salah satu pendorong banyaknya peredaran uang elektronik tersebut adalah kewajiban masuk ke gerbang tol Bali Mandara harus menggunakan pembayaran non tunai.
“Berdampak sekali dengan adanya kebijakan ini,” tuturnya.