Bisnis.com, DENPASAR—Pertamina Bali mengklaim berhasil menekan salah sasaran penyaluran gas elpiji subsidi di daerah ini pada 2017 lalu, meskipun realisasinya masih melebihi jatah kuota.
Manager Sales Executive Elpiji Pertamina Branch Office Denpasar Rainer Gultom mengungkapkan pada 2017, total realisasi gas elpiji subsidi sebanyak 180.000 metrik ton, dari kuota yang ditetapkan sebesar 177.633 metrik ton.
“Ada over kuota, tetapi lebih rendah jika dibandingkan dengan akhir 2016 yang lebih tinggi. Artinya ada keberhasilan dari sisi untuk menekan subsidi tidak tepat sasaran,” jelasnya saat dihubungi, Rabu (14/2/2018).
Menurutnya, meskipun masih ada kelebihan dari jatah kuota tetapi hal tersebut menunjukkan ada kemajuan dari upaya Pertamina dan instansi terkait menekan terjadinya salah subsidi. Diakuinya setiap tahun memang terjadi kelebihan kuota hanya saja ada hasil positif berupa semakin mengecilnya angka over kuota tersebut.
Ditegaskan olehnya, ke depan akan terus digalakkan upaya menekan penggunaan gas elpiji subsidi bagi mereka yang butuh. Berdasarkan data Pertamina Denpasar, alokasi subsidi terbesar pada tahun lalu masih untuk Kota Denpasar Sebanyak 43.978 metrik ton. Sisanya untuk Badung 20.717 metrik ton, Buleleng 29.680 metrik ton, Gianyar 20.988 metrik ton, Karangasem 17.110 metrik ton, Tabanan 17.351 metrik ton, Klungkung 9.063 metrik ton, Jembrana 13.289 metrik ton, dan Bangli 14.457 metrik ton.
Sementara itu, terkait alokasi gas elpiji subsidi pada tahun ini, Rainier belum bersedia mengungkapkan, karena belum mendapatkan surat keputusan dari Dirjen Migas ESDM.
Sementara dalam perkembangan lain, Kota Denpasar mendapat tambahan kouta gas elpiji 3 kg sebanyak 46.031 metrik ton atau 15.311.667 tabung pada 2018.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Denpasar Wayan Gatra mengatakan penambahan kuota tersebut paling banyak dibandingkan dengan jatah untuk kabupaten lain di Bali.
“Kuota yang diterima selalu disalurkan kepada masyarakat dan tepat sasaran,” katanya, Rabu (14/2/2018).
Menurut Gatra penambahan kouta yang diberikan PT Pertamina bukan karena Denpasar kekurangan gas elpiji 3 kg. Berdasarkan realisasi distribusi gas pada 2017 seluruh kota/kabupaten mendapatkan tambahan kuota 18%.
Hingga kini Kota Denpasar tidak mengalami kekurangan gas elpiji bersubsidi tersebut. Kouta yang didapat langsung dikirim oleh Pertamina ke agen-agen yang telah ditentukan.
Gatra berharap dengan penambahan kuota elpiji tidak terjadi kenaikan harga. Selain itu tidak ada lagi yang mengoplos gas elpiji.
Ia mengingatkan gas elpiji oplosan sangat membahayakan karena tidak sesuai dengan standar yang bisa mengakibatkan ledakan.
Gatra menambahkan elpiji subsidi 3 kg yang diperuntukkan bagi masyarakat kurang mampu telah sesuai dengan sasaran.
“Maka dari itu bagi masyarakat berkecukupan atau lebih berikan kesempatan kepada yang kurang mampu dengan cara tidak ikut membeli gas elpiji tabung 3 kg,” ujarnya.