Bisnis.com, JAKARTA -- Selama dua tahun beroperasi Regulated Agent (RA) PT Angkasa Pura Logistik di Bandara Bali mengalami kerugian setiap tahun berkisar Rp2,1-2,3 miliar.
Director Cargo Terminals and Regulated Agents PT Angkasa Pura Logistics (AP Log) Akhmad Munir mengatakan perusahaan tidak bisa mencapai Break Even Point (BEP) karena harga pengecekan barang yang terbilang murah.
"Di Bali harga pemeriksaan Rp400 perkilo yang menghandle 30 ton barang setiap hari. Dengan operasional yang besar, maka kerugian mencapai Rp2,3 miliar setiap tahun," katanya kepada Bisnis, Selasa (13/2/2018).
Munir merinci pengeluaran dan pemasukan agen inspeksi atau RA di Bandara Internasional Ngurah Rai. Total pemasukan setiap bulan Rp3,6 triliun harus dikurangi upah 90 karyawan dengan standar gaji upah minimum regional paling kecil.
Lalu ada biaya listrik, sewa tempat bandara, penyusutan x-ray, dan lainnya. Menurutnya biaya ini yang paling tinggi sehingga perusahaan tidak bisa balik modal.
Munir mencontohkan tank head x-ray jika mengalami kerusakan harus diservis dengan harga Rp300 juta.
Itulah sebabnya biaya pemeriksaan harus dinaikkan. Bulan kemarin AP Log menaikkan harga menjadi Rp500/kg. Munir berharap kenaikan ini bisa berdampak baik bagi perusahaan.
Meski rugi, pendapatan AP Log secara keseluruhan masih tertutup RA di daerah lain. Bandara Surabaya misalnya memperoleh surplus karena dalam sehari dapat menangani lebih dari 100 ton barang.
Sementara di Makasar juga positif disebabkan operasional yang tidak mencapai 24 jam. "Banjarmasin tadinya Rp 240 perkilo sekarang sudah naik jadi Rp Rp500 perkilo. Mudah-mudahan setelah naik bisa meningkat [pendapatan]," tutupnya.