Bisnis.com, DENPASAR—Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita) Bali Liang mengakui jumlah wisatawan China yag merayakan Imlek 2018 di Bali menurun sebanyak 25% dari perayaan tahun sebelumnya.
Namun demikian, makan malam bersama dengan wisatawan China yang kebetulan merayakan Imlek di Bali tetap diadakan seperti tahun lalu. Kementerian Pariwisata Indonesia bersama Asita di Bali akan mengundang sekitar 1.000 wisatawan China untuk merayakan Imlek bersama selama dua hari dari 15-16 Februari 2018. Masing-masing hari akan melayani hingga 500 wisman.
Ketua Asita Bali Liang Elsye Deliana mengatakan perayaan ini memang rutin diadakan sejak dua tahun lalu. Sekalipun jumlah wisatawan China ke Bali belum normal atau masih kurang dari 3.000 kunjungan per hari.
Kata dia, perayaaan Imlek tahun ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Wisatawan China yang berkesempatan makan malam bersama akan diajak menonton pertunjukan kemudian dibagikan door prize.
"Masih banyak yang gak kebagian, kalau gak kebagian bisa ikut tour atau program agennya, ini kan cuma ekstra dari Kemenpar dan diberikan gratis," katanya kepada Bisnis, Selasa (13/2/2018).
Dia memprediksi kunjungan wisatawan China ke Bali akan semakin merosot setelah perayaan Imlek karena telah memasuki low season. Namun dia tetap optimistis, dengan kondisi Gunung Agung yang telah berstatus siaga, kunjungan wisatawan China akan semakin normal ke Bali.
"Saya rasa setelah imlek akan sepi, tapi optimistis jika Gunung Agung tidak ada letusan lagi akan normal karena Bali adalah tujuan wisata yang mereka senangi," sebutnya.