Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Jonan: Kabel Bawah Laut Solusi Pasokan Tambahan Listrik Bali

Kementerian ESDM meminta PLN untuk memasang kabel transmisi bawah laut dari Jawa untuk mengatasi ancaman defisit listrik di Pulau Bali.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, DENPASAR—Kementerian ESDM meminta PLN untuk memasang kabel transmisi bawah laut dari Jawa untuk mengatasi ancaman defisit listrik di Pulau Bali.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan permintaan itu disampaikan ke PLN untuk menghindari perdebatan berbagai pandangan estetika dan budaya terkait rencana pemasangan transmisi 500 Kv atau Jawa-Bali Crossing.

“Bali crossing saya sudah minta ke PLN, sudah dipasang kabel laut saja tambahan. Jadi tidak usah di atas yang pake over head, pakai kabel laut saja untuk hindari perdebatan estetika dan budaya,” jelasnya saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Berapi di Rendang, Kabupaten Karangasem, Sabtu (10/2/2018).

Terkait konsekuensi nilai investasi akan membengkak, Jonan menilai soal itu tentu ada kurang lebihnya. Dia hanya meminta agar PLN memperbaiki cara pemasangan kabel laut agar tidak mudah rusak oleh arus laut. Lebih lanjut ditegaskan agar lokasi kabel laut juga mengikuti alur yang sudah ditetapkan oleh instansi terkait.

Kabid ESDM Disnaker Bali Putu Agus Budiana mendukung keputusan dari Jonan. Menurutnya, apapun keputusan pemerintah pihaknya siap mengikuti meskipun diakuinya kabel transmisi Jawa-Bali Crossing juga mendukung program Bali Green and Clean.

“Apapun itu keputusannya kami dukung, tentu saja kalau pak menteri menyampaikan demikian sudah pasti diputuskan dengan matang,” jelasnya.

Polemik Jawa-Bali Crossing mengemuka karena munculnya penolakan dari Parisadha Hindu Darma Indonesia (PHDI) terkait lokasi tower kabel transmisi di Pura Segara Rupek, Kabupaten Jembrana. PHDI berpandangan lokasi tersebut dekat dengan pura yang disucikan serta alasan kemandirian energi Bali yang tidak perlu bergantung dengan daerah lain.

Rencananya kabel transmisi dari Banyuwangi disambungkan ke Bali menggunakan tower setinggi 375 meter di Watudodol dan Segara Rupek. Model ini dipilih PLN karena lebih hemat anggaran jika menggunakan kabel bawah laut yang investasi diprediksi bisa dua kali lipat. Nilai investasi untuk Jawa Bali Crossing diperkirakan sebesar Rp4,8 triliun.

Sebelumnya, Manajer Unit Pelaksana Pekerjaan (UPP) Ring II Indra Yoga Suharto mengatakan bahwa saat ini Bali sudah mengandalkan transmisi kabel bawah laut dari Jawa sebagai salah satu pasokan energi. Namun, diakuinya kencangnya arus alut ditambah padatnya jalur penyeberangan Selat Bali menyebabkan kabel transmisi yang masih bisa digunakan sebanyak 4 unit.

“Total itu ada 13 kabel karena arus dan juga jalurnya padat di Gilimanuk dan Ketapang yang bertahan tinggal 4 kabel,” jelasnya.

Dia menjelaskan jika nanti harus memasang kabel bawah laut lagi, maka dipastikan butuh nilai investasi lebih besar karena tingkat kerumitannya. Selain itu, risikonya juga harus ditanggung konsumen di Bali yang membeli listrik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Feri Kristianto
Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper