Bisnis.com, DENPASAR -- Inflasi beras yang sebesar 0,2% pada Januari 2018 di Kota Denpasar mengakibatkan nilai inflasi bulanan wilayah ini lebih tinggi dari rata-rata nasional yakni 0,94% berbanding 0,62%.
Kepala BPS Bali Adi Nugroho mengatakan bahan makanan memang menyumbang inflasi tertinggi di Denpasar yang jumlahnya mencapai 3,06%. Hampir semua komoditi kelompok bahan makanan mengalami kenaikan, kecuali kacang-kacang. Diantara kelompok ini, beras menjadi penyumbang inflasi tertinggi.
Adapun harga beras dipengaruhi oleh harga gabah yang sejak Mei 2017 telah menunjukkan peningkatan harga. Ternyata harga gabah ini terus meningkat hingga Januari 2017.
Kata dia, pada awal 2018, indeks nilai tukar petani tanaman pangan berupa padi mampu melewati nilai 100. Artinya, nilai tukar atas hasil produksi tanaman pangan yang dihasilkan lebih tinggi dari biaya produksi dan pengeluaran konsumsi rumah tangga petani.
Harga kelompok padi pada Januari 2018 tercatat mengelami kenaikan sampai 2,97%.
"Kenaikan harga gabah mengindikasikan harga beras dan kenaikan harga ini sampai terasa hingga Januari," katanya, Kamis (1/2/2018).
Kata dia, naiknya inflasi Januari 2018 dibanding bulan sebelumnya memang memiliki pola yang sama dalam tiga tahun terakhir. Setiap akhir tahun, yakni dimulai dari Oktober ke November kemudian Desember hingga Januari, Kota Denpasar selalu mengalami kenaikan nilai inflasi.
Namun walaupun demikian, nilai inflasi Denpasar jika dilihat pada periode sama tahun sebelumnha nilainya tetap lebih rendah dari rata-rata nasional, yakni 2,85% dibanding 3,25%.
"Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, maka Denpasar menempati urutan ke-18 dari 79 kota yang mengalami inflasi." katanya.