Bisnis.com, DENPASAR—Asosiasi Peternak Sapi Bali mengharapkan tol laut atau pengoperasian kapal ternak dari Bali ke Jakarta segera terealisasi.
Ketua Asosiasi Peternak Sapi (Apsa) Bali Ketut Mupu mengatakan janji pengiriman sapi Bali ke sejumlah daerah di tanah air menggunakan kapal ternak telah dikeluarkan sejak 2016.
Menurut rencana, kapal ternak akan beroperasi pada 2017. Hanya saja hingga saat ini, pihaknya belum mendapat kabar pasti mengenai realisasi kapal ternak tersebut.
Menurutnya jika kapal ternak segera terealisasi, maka makin banyak sapi bali yang akan dapat dikirim. Selain itu, kualitas daging juga terjaga lantaran sapi-sapi dikirim dengan baik.
"Biaya dengan kapal ternak jadi murah dan aman bahkan ternak menjadi lebih sehat karena tidak terjepit," katanya kepada Bisnis, Senin (29/1/2018).
Kata dia, peternak juga akan diuntungkan lantaran saat kapal kembali lagi ke Bali juga akan membawa pakan olahan yang harganya lebih murah. Sehingga, biaya perawatan ternak akan dapat ditekan.
"Kami sangat mengharapkan karena biaya jadi lebih murah," sebutnya.
Sementara, rencana Kementerian Perhubungan mengoperasikan kapal ternak dari Bali ke Jakarta mengalami beberapa kendala salah satunya biaya.
Kepala Dinas Peternakan Bali Putu Sumantra mengatakan biaya menggunakan kapal ternak dibanding pengiriman melalui perjalanan darat yang selama ini dilakukan jauh lebih mahal. Adapun biaya yang harus ditanggung yakni sebesar Rp750 ribu per ekor. Biaya ini belum termasuk biaya pakan selama pengiriman dan biaya petugas kapal.
Padahal, jika menggunakan cara pengiriman biasa yakni menggunakan truk, bianya hanya Rp450 ribu per ekor.
"Kemarin dari pusat ada program kapal ternak dari NTT ke Jakarta dan ini sekarang Bali salah satu provinsi yang ditawarkan," katanya.
Selain harga sewa yang mahal, kapasitas pengiriman juga masih menjadi kendala. Pasalnya, kapal ini hanya melayani pengiriman setiap dua minggu sekali. Setiap pengiriman mampu mengangkut hingga 500 ekor sapi.
Setiap tahun, ada 50.000 ekor sapi Bali yang dikirim ke Jakarta menggunakan angkutan truk biasa. Artinya jika dirata-ratakan, dalam sebulan mampu mengirim hingga 4.200 ekor. Sehingga, pengiriman lewat jalur darat akan tetap dilakukan karena kapasitas kapal ternak hanya 1.000 ekor dalam sebulan.
"Itu baru ditawarkan kepada kita, hasil sementara kami memang setuju tapi itu tergantung lagi dengan pengguna," katanya.