Bisnis.com, MATARAM—Hujan berintensitas tinggi telah menyebabkan dua buah embung di bagian bawah dari Bendungan Pandandure meluap sehingga menimbulkan banjir bandang.
Selain itu buruknya drainase dan kerusakan ekosistem sungai memicu terjadinya banjir bandang menerjang permukiman dan lahan pertanian di daerah Lombok Timur.
Banjir bandang menerjang 15 desa di 4 kecamatan di Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menyebabkan 2 orang meninggal dunia, 367 rumah rusak yang meliputi 125 rumah rusak berat, 223 rumah rusak sedang, 19 rumah rusak ringan, 14 jembatan rusak, dan 1 masjid rusak.
Banjir juga menyebabkan 643 KK atau lebih dari 2.280 jiwa terdampak langsung dari banjir bandang. Dua korban meninggal dunia adalah Wasila Cantika (9) akibat tertimpa bangunan roboh dan Rozi Gozali (16) akibat hanyut terbawa banjir. Kedua korban meninggal telah ditemukan oleh petugas SAR.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTB Muhammad Rum mengatakan pihaknya telah melakukan evakuasi warga dan melakukan pendataan terhadap korban agar bisa melakukan pendistribusian bantuan.
"Kami sudah membentuk Posko tanggap darurat di pusat kan di kantor Camat Keruak dan insident commander dipegang oleh kalak BPBD Kabupaten Lomtok Timur. Masa tanggap darurat akan diberlakukan hingga tangga 24 November 2017," ujar Rum melalui pesan singkat yang diterima Bisnis.com, Senin (20/11/2017).
Kebutuhan mendesak yang diperlukan saat ini adalah makanan, air bersih, selimut, tenda dan terpal. Sementara itu banjir juga terjadi di puluhan desa di Kecamatan Janapria dan Kecamatan Praya Timur di Kabupaten Lombok Tengah NTB.
Hujan lebat yang berlangsung sejak Sabtu sore menyebabkan bendungan Melat di Desa Janapria, bendungan Seputaran, embung Jongkok di Desa Bekele, Kali Kerepas Desa Bekele meluap bersamaan sehingga merendam permukiman dan persawahan. Sebanyak 1.141 KK terdampak langsung banjir di Kecamatan Praya Timur.
"Banjir yang menimpa Kabupaten Lombok Tengah dan Janapria kondisinya masih lebih aman," ujar Rum.