Bisnis.com, MATARAM -- Guna mendukung program pemerintah dalam Gerakan Nasional Non Tunai, Paypro mengajak masyarakat agar mulai mengakrabkan diri dengan cashless society.
Chief Marketing Officer PAYPRO Heidi Bokau mengatakan banyak keuntungan yang didapat dengan melakukan transaksi non tunai dibandingkan dengan transaksi tunai.
“Kami mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk mulai beralih dari melakukan transaksi tunai menjadi non tunai serta turut menyukseskan Gerakan Nasional Non Tunai yang dicanangkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2014," ujar Heidi di Mataram, Selasa (14/11/2017).
Tantangan terbesar dalam menjalankan bisnis ini, lanjut Heidi adalah mengubah tingkat kenyamanan masyarakat dari melakukan transaksi tunai menjadi non tunai. Untuk itu, Paypro menyatakan akan terus berinovasi dalam membuat program sehingga masyarakat tertarik untuk beralih melakukan transaksi non tunai.
Manager of Public Relation Paypro Andy Muhammad Saladin menambahkan konsentrasi pengguna layanan Paypro saat ini masih terpusat di pulau Jawa dengan jumlah sekitar 80% dari total pengunduh aplikasi ini yang berjumlah 7,5 juta users. Andy menyatakan pihaknya menargetkan bisa memberikan informasi dan edukasi kepada lebih banyak orang sehingga layanan keuangan bisa beralih ke GNNT.
"Target kami sampai tahun depan masih seputar mengedukasi masyarakat tentang produk dan progam non tunai, setelah banyak yang menggunakan barulah bisa fair play dengan kompetitor yang lain," ujar Andy.
Di luar Jawa termasuk di NTB, Andy menyebut layanan Paypro yang paling banyak diakses adalah isi ulang pulsa dan isi token listrik. Selain itu, mulai minggu depan, pihaknya telah melakukan kerja sama dengan angkutan bajaj sehingga Paypro menjadi salah satu cara pembayaran bajaj di Jakarta.