Bisnis.com, DENPASAR—Laba BPD Bali pada triwulan III/2017 tercatat mengalami penurunan tipis sebesar 0,16% menjadi Rp432,7 miliar dibandingkan dengan periode sama tahun lalu Rp433 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, penurunan laba disebabkan oleh meningkatkan nilai kerugian penurunan nilai aset keuangan pada segmen kredit atau biaya penghapusan. Pada akhir September 2017, kerugian nilai aset mencapai Rp162,2 miliar. Angka itu melonjak drastis hingga 99% jika dibandingkan akhir September 2016, yang tercatat hanya senilai Rp81,5 miliar.
Bank yang saham terbesarnya dikuasai Pemkab Badung ini juga membukukan rasio kredit bermasalah atau NPL sebesar 2,62%. Tingkat kredit bermasalah itu naik jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu 2,33%.
Dari sisi penyaluran kredit, BPD Bali hingga akhir 29 September 2017 sudah menyalurkan senilai Rp16,3 triliun, naik 5,8% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu Rp15,4 triliun. Adapun dana pihak ketiga (DPK) yang dibukukan Rp18,8 triliun, tumbuh 12,8% dari periode sama tahun lalu Rp16,7 triliun.
Komposisi DPK terbesar masih didominasi oleh tabungan sebesar 38,8% sedangkan sisanya berasal dari giro dan deposito. Sementara itu, aset tercatat mencapai Rp23,1 triliun.
Rasio intermediasi perseroan (loan to deposit ratio/LDR) turun menjadi 86,08% dari sebelumnya 91,53%. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) tercatat meningkat menjadi 68,40% dari posisi sebelumnya 65,68%. Net interest margin/NIM perseroan juga turun dari 7,67% menjadi 7,33% (yoy).