Bisnis.com, DENPASAR—Konjen Amerika Serikat di Surabaya mengeluarkan imbauan bagi warganya yang di Indonesia untuk tidak bepergian mendekati area sekitar Gunung Agung karena saat ini sedang meningkat aktivitas vulkaniknya.
Dikutip dari laman id.usembassy.gov, pemerintah Amerika Serikat meminta warganya agar selalu memantau perkembangan di media dan mengecek jadwal penerbangan di bandara terdekat. Imbauan yang dikeluarkan pada Kamis (21/9/2017) juga menyertakan tautan laman kementerian ESDM dan BPNP untuk mendapatkan info tentang perkembangan Gunung Agung.
Kedutaan AS di Indonesia juga warganya di Indonesia untuk memberita tahu saudara dan temannya melalui situs media sosial. Dikonfirmasi terkait hal ini, Kadis Pariwisata Bali Anak Agung Gede Yuniarta Putra mengatakan belum tahu terkait keluarnya imbauan tersebut, tetapi menilai hal wajar.
“Saya itu suatu hal yang wajar dilakukan oleh suatu negara kepada warganya yang berada di daerah yang dianggap tidak nyaman. Peringatan itu tentunya mengingatkan,” jelasnya melalui pesan singkat, Jumat (22/9/2017).
Aktivitas vulkanik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali masih menunjukkan tinggi. Indikasi pergerakan magma ke permukaan terus berlangsung sehingga menyebabkan gempa vulkanik sering terjadi.
Pos Pengamatan Gunungapi Agung pada Rabu (20/9/2017) merekam 563 kali gempa vulkanik dalam, dan 8 kali gempa vulkanik dangkal. Pada Kamis (21/9/2017) antara pukul 06.00 – 12.00 Wib merekam 144 kali gempa vulkanik dalam dan 10 kali gempa vulkanik dangkal.
Ada proses pergerakan magma yang mendorong permukaan dan meruntuhkan batuan yang menyumbatnya di pada jarak 5 kilometer di bawah permukaan bumi. Status Gunung Agung masih Siaga (Level III).
Rekomendasi PVMBG adalah masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, tidak melakukan pendakian dan tidak berkemah di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 6 kilometer dari kawah puncak Gunung Agung atau pada elevasi di atas 950 mdpl.
Ditambah perluasan sektoral ke arah Utara, Tenggara dan Selatan-Baratdaya sejauh 7,5 kilometer. Artinya di dalam wilayah tersebut harus kosong atau tidak ada aktivitas masyarakat karena berbahaya jika sewaktu-waktu gunung meletus.