Bisnis.com, DENPASAR—Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyoroti petani di kawasan persawahan Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, yang dinilai belum bisa benar-benar menikmati kesejahteraan, meskipun telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia.
"Orang ke Jatiluwih, cuman lihat, terus pulang, paling makan di restoran. Tetapi, apa yang didapat oleh para petani, 'kan itu sebenarnya pragina (seniman-red) adalah petani itu," kata Pastika usai menghadiri sidang paripurna DPRD Bali, di Denpasar, Senin (9/4/2018).
Melalui penyusunan Ranperda tentang Atraksi Budaya Tradisional Bali yang merupakan perda inisiatif dari DPRD Bali, diharapkan supaya nantinya Jatiluwih dapat dimanfaatkan secara lebih optimal untuk kesejahteraan rakyat.
Menurut dia, apa yang dilakukan petani dan soal persubakan juga merupakan bagian atraksi budaya tradisional Bali.
"Kalau pragina (seniman) pada atraksi budaya yang lain 'kan dapat honor, sedangkan petani itu tidak dapat. Jadi, bagaimana kita ngaturnya supaya orang tetap mau bertani," ucap Pastika.
Ranperda Atraksi Budaya tersebut, lanjut dia, tentunya dalam upaya pemanfaatan objek budaya tradisional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui pengolahan objek budaya menjadi suatu produk atraksi pariwisata. "Namun, tetap menjaga nilai keluhuran dan kearifan lokal," ujarnya.
Dia menambahkan, dengan sudah diakuinya beberapa unsur budaya Bali oleh dunia melalui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia, juga beberapa budaya tak benda tradisional Bali yang telah tercatat dan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional, menjadi peluang promosi yang akan sangat laku untuk dikelola menjadi produk atraksi pariwisata.
"Pariwisata Bali adalah pariwisata yang menitikberatkan pada budaya dan keindahan alam lingkungan, mengingat kita memiliki potensi besar pada alam, adat, serta seni dan budaya daerah yang adiluhung," ucapnya.
Di samping itu, kata Pastika, kebudayaan daerah Bali juga unik yang membedakan dengan daerah-daerah lain di Tanah Air karena kebudayaan Bali memiliki taksu atau vibrasi spiritual yang dijiwai oleh Agama Hindu dan filsafah Tri Hita Karana.