Bisnis.com, DENPASAR - Harga beras di tingkat penggilingan di Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai turun sejak awal Maret 2024 dari harga Rp15.000 - Rp15.500 per kg menjadi Rp.14.000 per kg.
Pimpinan Wilayah Bulog NTB, Raden Guna Dharma menjelaskan turunnya harga beras di penggilingan disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti panen raya yang sudah terjadi di sejumlah Kabupaten penghasil beras seperti Lombok Timur, Lombok Barat, hingga Kabupaten Dompu.
"Kalau harga di penggilingan sudah turun, harga di pasar atau di tingkat pengecer pasti akan turun. Sekarang penurunan harga sudah mulai, terpantau dari penawaran harga yang kami terima dari penggilingan padi, mereka menawarkan ke kami dengan harga Rp14.000 per kg, itu beras yang super. Kalau banyak penggilingan menawarkan beras ke Bulog, artinya stok di pasar sudah berlimpah sehingga beras di penggilingan tidak terserap," jelas Guna Dharma kepada media, Senin (4/2/2024).
Walaupun masih membeli beras di atas harga pembelian pemerintah (HPP) dimana harga ketentuan HPP yakni Rp10.900 per kg untuk di tingkat penggilingan, sementara Bulog masih belanja di harga Rp14.000 per kg. Dharma menyebut kondisi jelang Ramadan ini sudah lebih baik, dan panen raya yang akan berlangsung selama Maret - April diproyeksikan akan memenuhi stok beras di pasar-pasar lokal di NTB.
Harga gabah di tingkat petani juga mulai turun dari Rp8.000 per kg, kini mulai turun ke harga Rp6.500 - Rp7.000 per kg. Jika dikonversi menjadi beras, diproyeksikan harga beras Rp14.500 per kg untuk beras super atau premium. Program bantuan pangan juga dinilai berpengaruh terhadap penurunan harga beras, pembagian beras bantuan pangan 10 kg per orang, bisa membuat 654.000 menunda beli beras di pasar, sehingga stok beras bisa terjaga.
Karena stok yang mulai melimpah, Dharma meminta masyarakat yang akan menghadapi bulan Ramadan, tidak perlu panic buying, karena stok beras sudah berlimpah. Untuk terus menekan harga, Bulog akan tetap melakukan operasi pasar dan memasok beras SPHP dengan harga Rp10.900 ke tingkat pengecer. Bulog NTB menyuplai 80 ton per hari. Bulog juga menargetkan bisa menyerap optimal selama panen raya, walaupun target serapan di 2024 dari Bulog pusat belum keluar.
Baca Juga
Jelang Ramadan, Dharma memastikan Bulog siap menyuplai beras ke pasar sehingga stabilitas harga tetap terjaga. “Stok beras di gudang Bulog sebesar 4.000 ton, dalam perjalanan sebesar 36.000 ton. Dengan ketersediaan saat ini dan pasokan saat panen raya, kami siap menghadapi permintaan Ramadan,” ujar Dharma.