Bisnis.com, MATARAM – Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) asal Nusa Tenggara Barat mulai membidik Taiwan sebagai negara tujuan untuk bekerja.
Taiwan membuka peluang kerja bagi PMI di sektor kontruksi, peluang kerja dibuka melalui agen-agen resmi di NTB. Peluang tersebut banyak diminati oleh CPMI terlihat dari CPMI yang mendaftar melebihi kuota yang disediakan.
Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Aptaji) NTB Mohammadon menjelaskan jumlah kuota ke Taiwan yang tersedia bagi PMI asal NTB 200 orang, tetapi pendaftar sudah 500 orang.
"Peminatnya memang tinggi, terlihat dari yang mendaftar di PT Trias Insan Madani, pendaftarnya sudah 500 orang, kuotanya hanya 200, kami akan melakukan seleksi sebelum pemberangkatan ke Taiwan," jelas Mohammadon pada Jumat (3/12/2021).
Tingginya minat masyarakat NTB untuk bekerja ke Taiwan karena gaji yang diperoleh cukup tinggi. Gaji pokok per bulan yang diterima mencapai Rp12,5 juta, jika ditambah dengan lembur maka total gaji yang diterima bisa Rp20 juta.
"Selain gaji yang tinggi, syarat bekerja ke Taiwan lebih ringan seperti cukup ijazah SMP, yang penting mereka lulus seleksi kemudian bisa mengikuti pelatihan dengan baik. Berbeda dengan negara Jepang misalnya yang syaratnya lebih ketat," ujar Mohammad.
Untuk biaya pemberangkatan ke Taiwan, calon pekerja migran menyiapkan biaya Rp10 juta. Pemberangkatan dilakukan pada periode Februari 2022, setelah 200 peserta selesai melakukan pelatihan di Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLK-LN) Lombok Mandiri di Lombok Barat.
"Setelah sampai di Taiwan mereka akan dikarantina selama 21 hari sebelum bekerja, jadi kami tetap menjalankan protokol kesehatan. Selama karantina mereka juga digaji Rp5 juta," kata Mohammad.
Sebagai informasi, NTB merupakan penyuplai PMI dengan jumlah tenaga kerja mencapai 230.000 orang di luar negeri menurut data Disnakertrans NTB. PMI yang berasal dari NTB tersebar di 27 negara.