Bisnis.com, DENPASAR -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Panjaitan mengatakan persiapan IMF-World Bank Annual Meeting di Bali pada 8-14 Oktober 2018 sudah mencapai 97%.
Menurutnya, persiapan ajang tiga tahunan yang dihadiri delegasi dari 189 negara itu sudah hampir rampung. Sisa persiapan hanya menyangkut masalah teknis seperti pengaturan transportasi.
“Yang belum diputuskan itu apakah kita akan menerapkan sistem ganjil genap atau meliburkan tol untuk tanggal tertentu atau akan meliburkan kantor dan sekolah di sekitar Nusa Dua. Nanti pada 3 Oktober 2018, kami akan finalkan keputusannya," ujar Luhut saat konferensi pers yang dilakukan setelah acara doa bersama di lapangan Monumen Bajra Sandhi, Denpasar, Bali, Jumat (28/9/2018) sore.
Masyarakat Bali diharapkan dapat menjadi tuan rumah yang baik, tetap ramah, tetapi tetap waspada. Dia menegaskan bahwa banyak berkah yang didapat Bali sebagai tuan rumah acara tersebut.
“TPA Suwung tempat pembuangan sampah kami bereskan, patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) sudah selesai. Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), ekonominya tahun ini akan tumbuh 6,54%. Itu hitungan berdasar asumsi 15.000 orang yang datang. Pasti ini akan naik karena yang mendaftar sudah 22.000 orang. Akan tercipta 32.800 tenaga kerja," papar Luhut.
Beberapa persiapan teknis diakui terus dikebut oleh panitia. Masalah paling pelik disebut terkait pergerakan pesawat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Namun, masalah ini sudah dapat ditangani oleh pengelola bandara.
Sambutan dari investor luar negeri atas pelaksanaan ajang ini diklaim sangat positif. Dia mengaku saat berkunjung ke New York, AS pada pekan ini, banyak yang mengatakan akan datang ke Bali.
Sementara itu, terkait adanya penolakan terhadap IMF dan Bank Dunia dari masyarakat, Luhut tidak mempermasalahkannya. Dia mempersilakan jika ada elemen masyarakat yang akan melakukan demo memprotes acara ini.
"Demo silakan, asal damai dan rakyat jangan dibodohi," tegasnya.