Bisnis.com, DENPASAR – Upaya membuktikan bahwa Kabupaten Buleleng dapat menjadi lokasi sentra pengembangan komoditas bawang putih berhasil dirintis oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Bali.
Hal itu ditunjukkan dengan panen perdana bawang putih di klaster seluas 2 hektare dengan kemampuan produksi 7,48 ton per ha bawang putih yang dikelola Kelompok Tani Manik Pertiwi di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.
“Astungkara [terjadi atas kehendak Tuhan], dengan keuletan dan keseriusan dari Kelompok Tani Manik Pertiwi untuk menjalankan program pengembangan klaster ketahanan pangan BI, dapat dihasilkan panen perdana di lahan awal 2 ha,” kata Kepala Perwakilan BI Bali Causa Iman Karana di Buleleng pada Selasa (25/9/2018).
Dia selanjutnya mengharapkan pengubinan (pemetakan berkaitan dengan pertanian) tersebut memberikan hasil yang baik.
Causa menuturkan wilayah Buleleng mencapai luas 1.365,8 km2 atau sekitar 24,25% dari luas Pulau Bali dengan topografi berupa daratan rendah (pesisir) hingga pegunungan.
Secara historis, kabupaten ini pernah menjadi salah satu sentral penghasil bawang putih di Provinsi Bali dengan tiga daerah produsen Kecamatan Banjar, Busungbiu, dan Kubutambahan.
Namun, seiring dengan membanjirnya bawang putih impor, terjadi penurunan produktivitas tanam yang signifikan.
Lamanya budi daya yang memakan waktu hingga 120 hari untuk pembenihan serta murahnya harga bawang putih impor di pasaran menyebabkan petani hanya melakukan budi daya bawang putih untuk konsumsi sendiri.
Penurunan ini juga telah menjadi perhatian Pemkab Buleleng yang kemudian menindaklanjutinya dengan berbagai inisiatif pengembangan di antaranya seperti pengembangan kawasan lahan bawang putih, hingga gerakan pengendali organisme pengganggu tanaman di berbagai subak.
“Kini dengan banyaknya potensi yang tersebar di hampir semua kecamatan dengan dan topografi dataran tinggi di atas 800 meter di atas permukaan laut, Buleleng dapat menjadi sentra pengembangan bawang putih, salah satunya di Wanagiri,” papar Causa.