Bisnis.com, DENPASAR — Dinas Peternakan Bali menyiagakan 458 orang petugas kesehatan hewan untuk memastikan kurban Iduladha aman dikonsumsi.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Veteriner Dinas Peternakan (Disnak) Bali Made Sukerni mengatakan petugas tersebut merupakan gabungan dari dokter hewan, petugas medik, hingga paramedik dari sembilan kabupaten dan kota. Pada H-1 Iduladha, para petugas sudah disebar ke 431 titik lokasi potong di seluruh daerah.
“Hari ini mereka melakukan pemeriksaan kesehatan hewan karena bisa saja sebelumnya sehat tetapi setelah ditampung menjadi sakit,” jelasnya, Selasa (21/8/2018).
Sukerni menyatakan hingga saat ini tidak ditemukan adanya penyakit menular berbahaya yang diidap oleh hewan kurban. Dia mengaku pihaknya sudah melakukan sosialisasi ke lokasi pemotongan hewan sejak jauh-jauh hari.
Sosialisasi juga dilakukan di titik-titik pemotongan hewan di seluruh daerah. Pasalnya, lokasi pemotongan tidak hanya rumah potong tetapi juga tempat terbuka yang berpotensi menjadi lokasi penyebaran penularan penyakit hewan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar I Gede Ambara Putra menyatakan pihaknya telah turun ke lapangan untuk mengecek kesehatan hewan kurban. Pengecekan ini turut menyasar para pedagang hewan serta 179 masjid dan musala yang berada di Denpasar.
"Semua pihak agar selalu meningkatkan koordinasi, informasi, dan edukasi agar pengolahan daging dapat dilakukan dengan baik dan benar sesuai dengan aturan sanitasi yang ada. Konsumen juga diimbau agar tidak mengkonsumsi daging mentah (belum dimasak), sehingga masyarakat dapat merasa aman dan nyaman dalam mengonsumsi daging saat perayaan kurban Iduladha ini," jelasnya.
Hingga H-1 pelaksanaan kurban, pihaknya juga belum menemukan hewan kurban yang sakit. Kendati demikian, pihaknya belum dapat memastikan bahwa hewan tersebut tetap sehat sampai hari pemotongan.
Dengan demikian, diperlukan pengawasan dalam bentuk pemeriksaan hewan sebelum dipotong (antemortem) maupun pemeriksaan daging hasil pemotongan (postmortem) sebagai upaya memberikan jaminan kesehatan daging bagi masyarakat.
"Kami sudah cek keseluruhan hewan dalam keadaan sehat. Namun, pasca dilaksanakan pemotongan akan dilaksanakan pengecekan kembali, setalah itu baru terlihat apakan daging tersebut sehat dan dapat dikonsumsi atau tidak, serta diimbau kalau nanti ditemukan hewan yang mengandung zat berbahaya saat pengecekan postmortem maka disarankan untuk tidak dikonsumsi," papar Ambara Putra.
Dia melanjutkan pihaknya turut menyiagakan 30 orang tenaga kesehatan hewan yang menangani pemeriksaan antemortem dan postmortem untuk Iduladha 2018. Selain itu, kali ini juga ada bantuan 150 mahasiswa kedokteran hewan dari Universitas Udayana.
"Masyarakat yang akan menyembelih sendiri diharapkan berkordinasi dengan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) jika penyembelihan tidak dilaksanakan di RPH, sehingga kesehatan, higienitas, dan sanitasi dari hewan yang akan disembelih dapat tetap terjaga," tegas Ambara Putra.