Bisnis.com, DENPASAR—Volume aset industri perbankan di Bali pada semester I/2018 mengalami pertumbuhan sebesar 8,28% dari Rp116,3 triliun nenjadi Rp125,96 triliun.
Berdasarkan data OJK Kantor Regional 8 Bali Nusra, dana pihak ketiga (DPK) menjadi penopang terbesar kenaikan aset tersebut, yakni Rp99,69 triliun. Sumber DPK itu, tabungan Rp46,5 triliun, deposito Rp38,05 triliun, dan giro Rp15,21 triliun.
"Pertumbuhan aset juga dipengaruhi peningkatan penyaluran kredit yang didukung oleh dana antar kantor bank," jelas Kepala OJK Regional 8 Bali Nusra Hizbullah, Senin (20/8/2018).
Baca Juga
Total kredit yang disalurkan sepanjang periode enam bulan awal tahun ini tumbuh 4,44%, menjadi Rp83,9 triliun.
Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Buleleng masih menjadi konsentrasi penyaluran kredit di pulau dewata. Tiga daerah ini memiliki jumlah penduduk padat serta merupakan pusat perekonomian Bali.
Adapun komposisi penyaluran kredit di Denpasar sebesar 54,4%, Badung 14,4%, dan Buleleng 8,39%.
Penerima kredit di Denpasar paling besar adalah sektor bukan lapangan usaha, menyerap 37,88%, diikuti perdagangan besar 26,76%, dan penyediaan akomodasi makan minum 11,44%.
Di Kabupaten Badung sektor penyerap terbesar adalah bukan lapangan usaha 36,36%, perdagangan besar dan eceran 31,08%, dan penyedia makan minuman dan akpmodasi 14,35.
Adapun di Buleleng, bukan lapangan usaha dan perdagangan eceran besar masing-masing menyerap 40%. Sisanya pertanian, perkebunan menyerap sebanyak 7,17%.
“Tiga besar penyaluran kredit di Bali masih penerima bukan lapangan usaha, perdagangan besar dan eceran, serta penyediaan akomodasi makan minum,” jelas Hizbullah.