Bisnis.com, DENPASAR—Bendungan Sidan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan PDAM di Bali, sebab selama ini presentasenya sangat rendah yakni 48% untuk wilayah Denpasar.
Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida Ketut Jayada mengatakan akibat tingkat layanan yang rendah, lebih banyak masyarakat perumahan yang menggunakan air bawah tanah lewat sumur pribadi. Menurutnya, ini tentu akan menimbulkan efek samping yang tidak bagi alam Bali.
Diharapkan, dengan hadirnya bendungan ini, kebutuhan air permukaan dapat terpenuhi sehingga masyarakat tidak beralih dengan memanfaatkan air bawah tanah.
“Alam Bali cukup bagus dengan disokongnya 4 danau yang sudah ada namun karena kebutuhan air yang luar biasa tentu potensinya harus disokong waduk-waduk buatan untuk memenuhi areal konservasi itu,” katanya, Senin (11/9/2017).
Kata dia, selama ini PDAM di daerah Denpasar masih disokong oleh sumber-sumber air kecil seperti Tukad Petanu dan Penet dengan kapasitas yang kecil yakni 200-300 liter/detik. Sementara, jika Bendungan Sidan rampung, maka kebutuhan air permukaan dapat terpenuhi sebanyak 1.700 liter/detik.
“Itu menandakan kebutuhan akan air baku luar biasa jumlahnya, jika menggunakan air tanah efeknya sangat buruk,” sebutnya.
Bendungan Sidan sendiri direncanakan akan masuk tahap pelelangan pada dua minggu ini, dengan target pembangunan selama 4 tahun atau rampung pada 2021.
Setelah bendungan ini rampung diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan air baku masyarakat yang berada di daerah Sarbagita, yakni Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan, sebesar 1.700 liter/detik.