Bisnis.com, DENPASAR--Kepala SMP 2 Kuta Utara mengklarifikasi proses PPDB SMP 2 Kuta Utara sempat ricuh oleh pemberitaan diterimanya siswa yang merupakan anak Bupati Kupang, sementara siswa lain yang berdomisili di sekitar sekolah tidak.
Kepala SMP 2 Kuta Utara Oka Wicaksana membenarkan siswa yang diterima di sekolah tersebut ada yang berasal dari luar Bali. Namun, berbeda dengan pemberitaan yang tersebar, anak yang diterima itu adalah anak Bupati Ngada, Pulau Flores., NTT.
Kata dia, anak itu merupakan anak yatim yang diangkat Bupati Ngada. Lantaran istri bupati memiliki usaha di Canggu dan pindah ke daerah itu, maka anak bersangkutan juga diajak. Kebetulan anak tersebut akan masuk SMP dan diterima sesuai dengan persyaratan.
“Anak itu lolos verfikasi dan sudah mendaftar lewat dinas,” katanya, Sabtu (8/7/2017).
Kata Oka, penerimaan siswa sudah berdasarkan syarat dan verifikasi yang dilakukan panitia penerimaan. Hal ini sesuai pula dalam aturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yakni Pedoman Umum Pelaksanaan PPDB Provinsi Bali TP. 2017/2018 menyangkut aturan perpindahan menyebutkan:
Bagi peserta didik yang pindah mengikuti orang tua untuk masuk pada jenjang pendidikan SMP, dan SMA/SMK agar mendaftarkan ke dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota yang dituju untuk mengikuti seleksi PPDB. Mekanisme dan prosedur seleksi diatur oleh satuan pendidikan berkoordinasi dengan dinas pendidikan provinsi/kabupaten/kota.
Menurutnya, semua proses penerimaan juga telah melibatkan tokoh masyarakat sehingga sangat minim sekali adanya kecurangan. Sementara terkait, anak yang berdomisili di sekitar sekolah namun tidak diterima lantaran tidak melengkapi KK Badung.
"Ini berarti keluarga yang berdomisili kemungkinan akan berpindah rumah lagi sehingga juga kekhawatiran kami jika menerima anak dari keluarga tersebut," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Badung Widia Astika mengatakan penerimaan ini sudah sesuai dengan prosedur. Penerimaan calon siswa dari luar daerah telah sesuai aturan untuk memaksimalkan daya tampung sekolah.
“Bukan hanya dia saja yang diterima, banyak kok anak dari luar badung seperti dari Denpasar juga diterima tujuannya tentu untuk memperhatikan bahwa anak-anak tetap mendapat layanan pendidikan,” katanya.