Bisnis.com, DENPASAR - Pemerintah Provinsi Bali mengimbau masyarakat di Pulau Dewata agar mampu beradaptasi di era revolusi industri 4.0.
Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra mengatakan era revolusi industri 4.0 menekankan pada pola digital economy, artificial intelligence, big data, robotic dan lainnya atau dikenal dengan fenomena disruptive innovation.
"Saat ini masyarakat tak lagi dihadapkan pada pilihan suka atau tidak suka dari era disrupsi ini. Pilihannya harus mampu beradaptasi. Maka dari itu, seluruh dimensi disrupsi harus kita pahami supaya tidak tertinggal oleh perkembangan dan kemajuan teknologi," ujarnya saat membuka Seminar Micro Factory 4.0, di Denpasar seperti dilansir Antara, Kamis (22/8/2019).
Menurutnya, seluruh lembaga dan organisasi pasti terdampak, sehingga semua komponen perlu mencermati dinamika tersebut dengan pikiran yang cerdas, cermat dan selanjutnya dapat mengikuti.
Dia mengingatkan pula visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yakni "Melalui Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru" yang sejatinya telah mengantisipasi pesatnya perkembangan di bidang teknologi informasi. Menurutnya, salah satu program prioritas dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali adalah mewujudkan Bali Smart Island (BSI).
Kepala Dinas Kominfo dan Statistik Provinsi Bali Nyoman Sujaya mengatakan seminar tersebut digelar untuk menyikapi ketatnya persaingan sejalan dengan perkembangan teknologi di bidang informasi.
Seminar diikuti oleh 400 peserta dari unsur pemerintahan, pendidikan dan pelaku usaha. Sejumlah pembicara yang dihadirkan dalam seminar tersebut diantaranya Ketua Tim Pelaksana Dewan TIK Nasional Dr Ing Ilham A Habibie, MBA, CEO TMG Munich German Dr Paul Gromball, Vice Chairman GITI Cherie Nursalim, Direktur Eksekutif Dewan TIK Nasional Dr Gerry Firmansyah dan Ketua Dewan Perusda Chairman Bali Create Dr Ing Ir IBK Narayana.