Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran Kredit di Bali Melambat

Turunnya penyaluran kredit pada kuartal III/2022 disebabkan oleh menurunnya penyaluran kredit di sektor perdagangan.
Suasana kawasan wisata Pantai Kuta yang ditutup sementara tampak lengang di Badung, Bali, Minggu (31/5/2020)./Antara-Fikri Yusufn
Suasana kawasan wisata Pantai Kuta yang ditutup sementara tampak lengang di Badung, Bali, Minggu (31/5/2020)./Antara-Fikri Yusufn

Bisnis.com, DENPASAR – Penyaluran kredit di Bali pada kuartal III/2022 tumbuh 1,69 persen secara tahunan. Namun demikian terjadi pelambatan atau turun 1 persen jika dibandingkan kuartal II/2022 yang mampu tumbuh 2,69 persen.

Nilai penyaluran kredit pada kuartal III/2022 Rp106,7 triliun, lebih turun Rp410 miliar dari penyaluran pada kuartal II/2022 yang mencapai Rp107,11 triliun.

Turunnya penyaluran kredit pada kuartal III/2022 disebabkan oleh menurunnya penyaluran kredit di sektor perdagangan. Penyaluran ke sektor perdagangan tumbuh 5,63 persen, lebih rendah dibanding kuartal II/2022 yang tumbuh 6,62 persen. Kredit perdagangan merupakan sektor yang menerima kredit terbesar di Bali dengan pangsa 25,78 persen.

Selain itu penyaluran kredit ke sektor usaha hotel, restoran dan kafe (Horeka) juga masih tumbuh negatif 0,54 persen. Masih rendahnya kredit ke sektor Horeka ini disebabkan oleh belum pulihnya sektor pariwisata Bali. Kredit di sektor konstruksi juga turun pada kuartal III/2022, kredit konstruksi hanya mampu tumbuh 12,67 persen, lebih rendah dibanding kuartal II/2022 yang mampu tumbuh 20,42 persen.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali, G.A Diah Utari, menjelaskan walaupun penyaluran kredit mengalami perlambatan pada kuartal III/2022, tetapi jauh lebih baik jika dibandingkan pada 2021.

“Memang kinerja penyaluran kredit perbankan bertumbuh namun sedikit melambat pada kuartal III/2022 sejumlah 1,69 persen. Di antara ketiga lapangan usaha, kredit Horeka tercatat mengalami penurunan menjadi -0,54 persen. Tetapi penyaluran kredit sepanjang 2022 jauh lebih baik jika dibandingkan dengan 2021,” jelas Utari, Jumat (28/10/2022).

Utari juga menjelaskan Non Performing Loan (NPL) pada beberapa sektor usaha masih tinggi seperti NPL pada sektor konstruksi yang mencapai 9,35 persen, dan NPL pada sektor Horeka 10.5 persen. Khusus untuk Horeka yang menjadi sektor utama pendukung pariwisata di Bali memiliki LAR yang tinggi sebesar 74,16 persen. Hal ini sejalan dengan adanya program restrukturisasi pinjaman.

“Secara agregat terdapat peningkatan rasio NPL pada triwulan III 2022 namun masih tetap terjaga di bawah 5 persen,” kata Utari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper