Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lombok Utara Andalkan Sektor Pertanian Pulihkan Ekonomi

Ekonomi Lombok Utara tidak bisa hanya bergantung pada sektor pariwisata saja karena memiliki kerentanan jika terjadi bencana wabah seperti pandemi Covid-19.
Foto udara suasana persawahan Desa Wisata Tetebatu di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, NTB, Rabu (8/9/2021). Desa Tetebatu yang memiliki?keunggulan wisata alam air terjun, bumi perkemahan, wisata ramah lingkungan, budaya dan rute lintasan sepeda gunung tersebut terpilih menjadi nominasi mewakili Indonesia dalam ajang lomba Desa Wisata Terbaik (Best Tourism Village) yang diselenggarakan Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO)./Antara-Ahmad Subaidi
Foto udara suasana persawahan Desa Wisata Tetebatu di Kecamatan Sikur, Lombok Timur, NTB, Rabu (8/9/2021). Desa Tetebatu yang memiliki?keunggulan wisata alam air terjun, bumi perkemahan, wisata ramah lingkungan, budaya dan rute lintasan sepeda gunung tersebut terpilih menjadi nominasi mewakili Indonesia dalam ajang lomba Desa Wisata Terbaik (Best Tourism Village) yang diselenggarakan Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO)./Antara-Ahmad Subaidi

Bisnis.com, MATARAM - Terpuruknya sektor pariwisata di tengah pandemi Covid-19 membuat Lombok Utara mulai menata sektor pertanian untuk menopang ekonomi daerah.

Akibat pandemi Covid-19, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Lombok Utara berkurang Rp300 miliar karena hilangnya pendapatan dari pajak dan retribusi sektor pariwisata. Bupati Lombok Utara menjelaskan potensi pertanian yang bisa menjadi andalan perekonomian daerah di masa mendatang.

"Kami memulai pemerintahan di tengah kondisi sulit, PAD berkurang Rp300 miliar karena sektor pariwisata terpuruk. Pertanian saat ini menjadi sektor andalan sehingga usaha pertanian harus dikembangkan agar maju," jelas Sjamsu, Selasa (5/10/2021).

Bupati menjelaskan ekonomi Lombok Utara tidak bisa hanya bergantung pada sektor pariwisata saja karena memiliki kerentanan jika terjadi bencana wabah seperti pandemi Covid-19.

"Lombok Utara harus menata sektor lainnya, seperti pertanian, karena PDRB dari pertanian 25 persen, sangat besar. Kita tidak boleh lagi bergantung di sektor pariwisata saja," ujar Sjamsu.

Komoditas yang sangat potensial di Lombok Utara antara lain vanili, bawang merah, porang, kopi, hingga kelapa di wilayah pesisir. Vanili, kopi sendiri sudah menjadi komoditas ekspor. Potensi kopi di Lombok Utara mencapai 2000 hektar, ekspor kopi sudah dilakukan ke Korea Selatan dan saat ini diminati oleh Turki.

Kepala BI NTB Heru Septaji menjelaskan sektor pertanian menjadi harapan pertumbuhan ekonomi ditengah pandemi Covid-19, selain itu potensi ekspor beberapa komoditas harus dimanfaatkan.

"Jika sektor pertanian bisa kompetitif, terutama untuk komoditas ekspor, maka perekomian daerah akan semakin besar tentu akan berdampak pada PDRB Lombok Utara," ujar Heru.

Heru menjelaskan pengembangan sektor pertanian harus dilakukan secara end to end proses, mulai dari pengembangan kualitas petani hingga pemasaran produk petani dengan harga yang layak.

"Peningkatan kualitas SDM dengan pelatihan bersama ahli, kami datangkan petani yang sudah sukses dengan konsep organik, kemudian petani belajar, kemudian kami dampingi, dari pelatihan hingga paska produksi. Pasar yang menyerap hasil pertanian kami siapkan," ujar Heru. (K48)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper