Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Super! Eksportir Ikan Hias di Bali Sewa Pesawat

Bisnis ikan hias sudah bukan hanya sekadar hobi saja. Kini bisnis tersebut sudah merambah dunia internasional.
Pebisnis ikan hias sudah menyewa pesawat untuk memudahkan ekspor./ilustrasi
Pebisnis ikan hias sudah menyewa pesawat untuk memudahkan ekspor./ilustrasi

Bisnis.com, DENPASAR -- Eksportir ikan hias dari Bali menyewa satu pesawat untuk mempermudah pengiriman ke sejumlah negara di tengah penurunan volume ekspor.

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, volume ekspor ikan hias hidup menurun hingga 11,28 persen menjadi 288.545 kilogram. Penurunan volume ini juga diikuti turunnya nilai ekspor hingga 25,68 persen menjadi US$821,597.

Direktur PT. Dinar Darum Lestari Made Mara Adi mengatakan penyewaan pesawat menjadi pilihan para eksportir ikan hias hidup untuk memperpendek waktu pengiriman. Di tengah pandemi, Bali tidak membuka penerbangan langsung ke luar negeri, sehingga eksportir harus dihadapkan dengan sulitnya pengiriman barang.

Jika eksportir mengandalkan penerbangan dari Jakarta, dinilai hanya akan menambah panjang waktu pengiriman. Bahkan, waktu pengiriman bisa bertambah 15 sampai 18 jam lebih lama.

Menurutnya, eksportir ikan hias yang mengirim binatang hidup sangat membutuhkan waktu pengiriman yang lebih singkat. Meskipun, di satu sisi, biaya pengiriman yang meningkat akibat melakukan penyewaan juga harus dihadapkan dengan penurunan volume ekspor.

PT Dinar Darum Lestari bahkan merasakan penurunan volume ekspor hingga 50 persen selama semester I/2021 dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year).

"Ekspor tetap berjalan walaupun kondisi sulit di masa pandemi. Termasuk juga melakukan charter pesawat," katanya kepada Bisnis, Rabu (25/8/2021).

Made mengakui tidak semua pelanggan mau menerima harga charter. Kondisi ini juga mempengaruhi penurunan volume ekspor.

Eksportir hanya sempat mendulang cuan sebelum pandemi Covid-19 melanda atau pada tiga bulan pertama 2020. Selebihnya, volume ekspor terus mengalami penurunan.

Meskipun melakukan penyewaan pesawat, risiko kerugian tetap membayangi eksportir di tengah pandemi karena terganggunya aktivitas penerbangan. Eksportir pun menyiasatinya dengan tidak hanya bergantung dengan satu airline saja. Terutama, jika ada penerbangan internasional lain yang mulai membuka jadwal terbang walaupun itu dilakukan via Jakarta.

"Betul [biaya ekspor jadi lebih tinggi], dan secara volume juga turun karena sekalipun space tersedia tapi tidak semua customer mau menerima harga charter," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper