Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI NTB Fasilitasi Wirausaha Syariah Berbasis Pesantren

Sebanyak 684 pesantren di NTB menjadi potensi besar pengembangan ekonomi syariah berbeasis pesantren.
Presiden Joko Widodo (kanan) memberikan kuis kepada peserta dalam peresmian bank wakaf mikro./Antara-Umarul Faruq
Presiden Joko Widodo (kanan) memberikan kuis kepada peserta dalam peresmian bank wakaf mikro./Antara-Umarul Faruq

Bisnis.com, MATARAM - Pembangunan wirausaha syariah berbasis pesantren menjadi andalan baru untuk menggeliatkan roda ekonomi di Nusa Tenggara Barat dan kawasan timur Indonesia.

Bank Indonesia perwakilan NTB mendorong ratusan pesantren untuk membangun wirausaha berbasis syariah karena potensi market yang sudah besar di NTB dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Melalui Festival Ekonomi Syariah (Fesyer) kawasan Timur Indonesia, BI NTB membina pesantren di NTB untuk membangun wirausaha syariah.

Kepala Pwk BI NTB Heru Saptaji menjelaskan pengembangan usaha syariah mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di kawasan Timur Indonesia seperti NTB hingga Papua.

"Salah satu kekuatan ekonomi indonesia adalah pesantren dan UMKM khususnya di kawasan Timur Indonesia," jelas Heru melalui pertemuan daring, Rabu (28/7/2021) .

Data Kementerian Agama mencatat dengan jumlah 684 pesantren di NTB menjadi potensi besar pengembangan ekonomi syariah berbeasis pesantren. Heru menjelaskan BI NTB terus melakukan penguatan dengan asesmen riset dan edukasi mengenai pengembangan ekonomi syariah berbasis pesantren.

"Kami terus melakukan pengembangan ekonomi syariah dengan pembentukan holding bisnis pesantren (Hebitren),pengembangan fashion halal, memfasilitasi sertifikasi halal di pesantren dan komunitas lainnya seperti masjid," ujar Heru.

Pembinaan yang dilakukan BI NTB telah menunjukkan hasil dengan prestasi pondok pesantren di Fesyer KTI, seperti pondok pesantren Yatofa Lombok Tengah yang keluar sebagai juara 2 pada 2021 dengan beberapa wirausaha yang dikembangkan pesantren Yatofa seperti Rumah Sakit Islam (RSI) Yatofa, Koperasi pengelolaan lahan parkir, koperasi pertanian dan perkebunan, hingga koperasi yang bergerak di sektor pariwisata dengan konsep wisata alam Islami.

"Ekonomi syariah berbasis pesantren dan UMKM menjadi salah satu sumber kekuatan ekonomi regional khususnya di kawasan Indonesia Timur. Karena berdasarkan data Kemenag jumlah pesantren di kawasan timur Indonesia mencapai 2198 pesantren, di NTB sendiri ada 684 pesantren," ujar Heru.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama NTB Zaidi Abdad menjelaskan potensi pesantren di NTB dalam pengembangan ekonomi syariah sangat besar untuk dikembangkan.

"Pasar pesantren jelas dan besar, apalagi dilakukan koneksi dengan UMKM di sekitar pesantren, pesantren akan lebih mandiri dan kreasi," jelas Abdad.

Pengembangan ekonomi syariah berbasis pesantren kedepan harus diarahkan berbasis digital karena besarnya angkatan milenial di lingkungan pondok pesantren.

"Keterlibatan lembaga seperti BI, OJK, BUMN sangat diperlukan, selain itu kebijakan politis di eksekutif maupun parlemen untuk memberikan rambu-rambu bagi agar pesantren wajib membangun wirausaha," ujar Abdad. (K48)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Harian Noris S.
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper