Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Nilai Ekspor Bali Ternyata Siratkan Optimisme

Khusus pada 2020, penurunan ekspor komoditas ikan tetap berlanjut seperti tahun sebelumnya. Namun, karena nilai ekspor 2019 yang memang sudah rendah, realisasi pertumbuhan pada 2020 pun tidak sedalam tahun sebelumnya.
Ilustrasi./JIBI
Ilustrasi./JIBI

Bisnis.com, DENPASAR — Pertumbuhan nilai ekspor komoditas di Bali pada 2020 yang dihadapkan dengan pandemi Covid-19 ternyata tidak serendah realisasi 2019. Pertumbuhan nilai ekspor komoditas pada 2019 tetap menjadi yang paling rendah selama lima tahun terakhir.

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali, pertumbuhan nilai ekspor komoditas Bali pada 2020 adalah sebesar minus 21,55 persen secara tahunan (year on year/YoY). Pertumbuhan nilai ekspor komoditas Bali pada 2019, justru lebih dalam, yakni sebesar minus 40,42 persen YoY.

Sementara itu, pada tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan nilai ekspor komoditas di Bali cenderung mengalami pertumbuhan positif. Pada 2017, pertumbuhan nilai ekspor komoditas Bali adalah sebesar 18,34 persen YoY. Pada 2018, pertumbuhannya jauh lebih tinggi yakni 23,54 persen YoY.

Kabid Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali Ni Wayan Lestari mengatakan penurunan nilai ekspor pada 2019 dan 2020 dipengaruhi oleh pengiriman komoditas perikanan dan kerajinan yang menurun. Selain itu, perekonomian di negara tujuan ekspor juga ikut mempengaruhi penurunan realisasi pada 2019 dan 2020.

Khusus pada 2020, penurunan ekspor komoditas ikan tetap berlanjut seperti tahun sebelumnya. Namun, karena nilai ekspor 2019 yang memang sudah rendah, realisasi pertumbuhan pada 2020 pun tidak sedalam tahun sebelumnya.

"Karena nilai ekspor ikan kecil pada saat ini, ini yang membuat anjlok," katanya kepada Bisnis, Kamis (25/2/2021).

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Rizki Ernadi Wimanda mengatakan perkembangan ekspor barang di Bali secara volume maupun nilai menunjukkan tren penurunan selama lima tahun terakhir. Kontraksi ekspor, dalam volume maupun nilai, mengalami penurunan lebih dalam pada 2020 akibat pandemi Covid-19.

Adapun ikan dan udang menjadi komoditas ekspor terbesar di Bali dengan porsi 26,9 persen. Kemudian, diikuti perhiasan 13,2 persen, pakaian jadi bukan rajutan 11,9 persen, kayu barang dari kayu 7 persen, dan perabot atau penerangan rumah 5,3 persen.

"Ekspor Provinsi Bali di tahun 2020 tercatat terkontraksi secara tahunan. Namun demikian, kontraksi semakin menurun pada akhir tahun 2020, utamanya didorong oleh peningkatan ekspor ikan olahan," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper