Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adopsi QRIS di Bali Belum Merata di Semua Daerah, UMKM Sulit On Boarding

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menilai hanya Denpasar, Badung, dan Gianyar yang memiliki tingkat literasi keuangan dan digital yang mumpuni. Sementara itu, wilayah lainnya masih cukup rendah.
Petugas mensosialisasikan penggunaan QRIS dengan aplikasi layanan uang elektronik LinkAja di sela-sela kick off Pekan QRIS Nasional 2020 di kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Senin (9/3/2020). Bisnis/Rachman
Petugas mensosialisasikan penggunaan QRIS dengan aplikasi layanan uang elektronik LinkAja di sela-sela kick off Pekan QRIS Nasional 2020 di kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Senin (9/3/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, DENPASAR -- Literasi digital UMKM di sejumlah wilayah di Bali masih timpang sehingga menyulitkan sektor tersebut untuk on boarding atau memperluas channeling penjualan ke market place.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho menilai hanya Denpasar, Badung, dan Gianyar yang memiliki tingkat literasi keuangan dan digital yang mumpuni. Sementara itu, wilayah lainnya masih cukup rendah. Hal tersebut terlihat dari jumlah UMKM yang mengadopsi standar nasional kode respons cepat atau Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) didominasi wilayah Denpasar, Badung, dan Gianyar.

Adapun per 15 Januari 2021, ada sebanyak 179.283 merchant yang mengadopsi QRIS di Bali. Sebanyak 49% di antaranya berada di Denpasar dengan jumlah 88.238 merchant. Posisi kedua yakni Badung dengan persentase 28% atau sebanyak 49.497 merchant. Ketiga, ditempati Gianyar dengan persentase 8% atau sebanyak 14.159 merchant.

Sementara itu, Buleleng memiliki persentase 6%, Tabanan 4%, Jembrana 2%, Klungkung 2%, Karangasem 2%, dan Bangli hanya 1%.

"Kalau untuk mendorong literasi keuangan dan digital kita harus roadshow, Bank Indonesia dan PJSP di Bali bersama e-commerce siap mengenalkan minimal literasi digital ke UMKM," katanya, Selasa (26/1/2021).

Menurutnya, jika UMKM telah mengenal QRIS, akan lebih mudah untuk memperluas channeling ke market place atau on boarding. Kondisi UMKM di Bali yang belum banyak mengadopsi QRIS pun dinilai akan memerlukan waktu lebih lama lagi untuk masuk market place.

Selanjutnya, Trisno menilai, jika UMKM di Bali telah melek digital melalui QRIS dan market place, pasar ekspor akan lebih mudah untuk dijajaki.

"Saya kira mau tidak mau, suka tida suka, cepat atau lambat kita harus digitalkan UMKM di Bali. Pertama, kenalkan QRIS. Kedua, dorong on-boarding," katanya.

Trisno mencontohkan Christian Dior yang menggunakan karya endek ciptaan UMKM Agung Bali Collection setelah mengakses produk-produk tersebut lewat media sosial. Hanya saja, diakuinya pula, Bali masih terbatas dalam pemenuhan sinyal internet karena sejumlah daerah seperti Buleleng dan Karangasem tidak mendapatkan akses yang memadai.

"Tahun ini adalah tahun UMKM dan digital, UMKM dan digital sebagai salah satu tag-line ekonomi Bali," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper