Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pelancong Bakal Punya Kebiasaan Baru Terkait Covid-19

Wisatawan akan mengedepankan aspek safety, hygene and cleanliness.
Sejumlah pengendara melintas di kawasan taman Titi Banda, Denpasar, Bali, Jumat (15/5/2020)./Antara-Nyoman Budhianan
Sejumlah pengendara melintas di kawasan taman Titi Banda, Denpasar, Bali, Jumat (15/5/2020)./Antara-Nyoman Budhianan

Bisnis.com, DENPASAR — Pelaku pariwisata di Bali dituntut merumuskan berbagai strategi baru untuk menyesuaikan diri dengan perubahan kebiasaan konsumen atau pelancong terkait dengan Covid-19.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan, pasca Covid-19 tren pariwisata diperkirakan akan mengalami perubahan. Sebab pandemi ini menimbulkan disrupsi pada dunia pariwisata dan preferensi perilaku wisatawan.

“Wisatawan akan mengedepankan aspek safety, hygene and cleanliness. Sering kita sebut sebagai kondisi normal baru,” katanya dalam Webinar Road Map to Bali’s Next Normal, Kamis (28/5/2020).

Trisno mengungkapkan sejumlah negara sudah mulai merencanakan untuk membuka perjalanan internasional ke negara tertentu, seperti Eropa Utara, Latvia, Lithuania, dan Estonia, sudah sepakat untuk mengizinkan penduduknya untuk melakukan perjalanan ke masing-masing 3 negara tersebut.

Kemudian Australia dan New Zealand juga berencana akan menerapkan travel bubble tanpa karantina 14 hari. Termasuk juga Vietnam, Thailand dan Singapura yang mulai melakukan persiapan untuk membuka sektor pariwisata.

“Pemerintah, pelaku usaha dan stakeholder terkait harus mampu beradaptasi, menciptakan inovasi sebagai respons terhadap perubahan dalam rangka meningkatkan daya saing,” tegasnya.

Menurutnya, pemerintah dapat menghadapi kondisi normal baru dengan menerapkan protokol kesehatan pada setiap lini, termasuk membangun Non-Cash Payment Environment.

Dia menyampaikan, berbagai tantangan yang dihadapi oleh pariwisata Bali perlu dijawab bersama. Sebagaimana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah membuat strategi pemulihan dan turut menentukan tiga daerah prioritas termasuk Bali.

Dia menjelaskan Bali merupakan daerah yang paling terdampak dari turunnya kunjungan wisatawan. Akumulasi inbound wisman periode Januari sampai Maret 2020 mengalami kontraksi sebesar -21,82 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya secara year on year (yoy), dengan penurunan terdalam pada wisman asal Tiongkok sebesar -64,24 persen (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Luh Putu Sugiari
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper