Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerusakan Lingkungan NTT Dinilai Semakin Serius

Masalah yang serius soal kerusakan hutan di NTT, setiap tahun jumlah hutan yang rusak mencapai 15.000 hektare.
Pemandangan alam di pinggir pantai Omesuri, di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Jumat (11/10/2019)./Antara-Risky Andrianto
Pemandangan alam di pinggir pantai Omesuri, di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Jumat (11/10/2019)./Antara-Risky Andrianto

Bisnis.com, KUPANG — Ahli Bidang Daerah Aliran Sungai dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr Michael Riwu Kaho mengatakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menghadapi masalah serius akibat kerusakan lingkungan setiap tahun.

"Kita mengalami masalah yang serius soal kerusakan hutan di NTT karena setiap tahun jumlah hutan yang rusak mencapai 15 ribu hektare," katanya di Kupang, Kamis (28/11/2019).

Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) NTT itu mengatakan bahwa upaya pemulihan hutan yang dilakukan pemerintah juga hanya mencakup tiga ribu hektare lahan setiap tahun, tidak sebanding dengan laju kerusakan hutan yang terjadi.

Menurut dia, hasil-hasil penelitian ilmiah menunjukkan bahwa kawasan hutan NTT mungkin tinggal tersisa lima sampai enam persen saja pada kurun 2040 sampai 2050 hutan.

"Dengan begitu kemampuan kita menangkap air akan menurun drastis karena pohon-pohon untuk memproses air itu semakin habis akibat kerusakan hutan dan lahan," katanya.

"Kalau ini terjadi maka tentu akan memperparah ketersediaan air kita karena pulau-pulau kita di NTT ini 98 persen di antaranya sangat kecil," ia menambahkan.

Dosen Fakultas Peternakan dan Pasca Sarjana Undana Kupang itu mengatakan, selama musim kemarau panjang kebakaran menimbulkan banyak kerusakan hutan dan lahan.

"Bahkan setiap tahun kita di NTT selalu pada deretan atas daerah dengan titik panas terbanyak di Indonesia," katanya.

Ia berharap pemerintah daerah memprioritaskan penanganan kerusakan hutan dan lahan dan meningkatkan upaya pemulihan hutan dan lahan yang rusak, termasuk penanaman pohon yang bisa mendatangkan berbagai manfaat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper