Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok Beras di Bulog NTT Capai 35.000 Ton

Perum Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur mencatat hingga saat ini stok beras yang di sejumlah gudang Bulog di provinsi berbasis kepulauan itu mencapai 35.000 ton.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, KUPANG - Perum Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur mencatat hingga saat ini stok beras yang di sejumlah gudang Bulog di provinsi berbasis kepulauan itu mencapai 35.000 ton.

"Saat ini stok beras yang kami miliki mencapai 35 ribu ton, yang tersebar di seluruh gudang Bulog di NTT. Keberadaan stok itu bisa bertahan hingga 10 bulan ke depan," kata Kepala Perum Bulog Divisi Regional Provinsi Nusa Tenggara Timur Eko Pranoto kepada wartawan di Kupang, Selasa (12/11/2019).

Hal itu disampaikan Eko di sela-sela kunjungan dari tim pengendalian inflasi daerah (TPID) NTT untuk memantau stok beras yang dimiliki oleh Bulog NTT.

Ia mengatakan 35.000 ton beras yang sekarang ada di sejumlah gudang milik Bulog itu adalah beras dengan jenis medium dan premium yang memang siap didistribusikan jika stok di pasaran sudah habis.

Stok yang ada, kata dia, disiapkan jika harga beras di pasaran mengalami kenaikan sehingga dibutuhkan operasi pasar guna menstabilkan harga jual beras di pasar.

"Saat ini harga beras premium sendiri berkisar dari Rp10 ribu per kilogram sampai Rp10.200, sedangkan untuk beras medium Rp8.600 sampai Rp9 ribu, tetapi di kami, kami jual dengan harga RP8.600 per kilogrammnya," kata dia.

Sementara harga beras di pasaran, baik medium hingga kini mencapai Rp9.000-an per kilogram, sementara untuk beras premium harga di pasaran berkisar dari Rp12 ribu hingga Rp13 ribu per kilogramnya.

Untuk mengantisipasi kenaikan harga beras di pasaran menjelang Natal dan Tahun baru, kata dia, pihaknya sudah menyiapkan semuanya.

Seperti gula, terigu serta minyak dengan pihak Bulog NTT terus melakukan operasi pasar, seperti di masjid, gereja, kantor lurah serta di sejumlah pasar tradisional.

Dengan adanya stok yang masih bisa bertahan hingga 10 bulan ke depan, ia harapkan masyarakat tidak perlu cemas atau gelisah dengan stok yang ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper