Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hut ke 14 Pertamina EP Fokus Tingkatkan Produksi Migas

Direktur Operasi & Produksi PT Pertamina EP Chalid Said Salim mengatakan, tahun ini target pemboran development yang dilakukan Pertamina EP mencapai sekitar 100 sumur dengan proyeksi realisasi mencapai 96 sumur hingga akhir tahun.
Direktur Operasi & Produksi PT Pertamina EP Chalid Said Salim./Bisnis-Sultan
Direktur Operasi & Produksi PT Pertamina EP Chalid Said Salim./Bisnis-Sultan

Bisnis.com, GIANYAR— Di usianya yang ke 14 tahun, Pertamina EP terus fokus terhadap progress produksi TW 3 2019 dan kesiapannya menjawab tantangan produksi Tahun 2020. 

Direktur Operasi & Produksi PT Pertamina EP Chalid Said Salim mengatakan, tahun ini target pemboran development yang dilakukan Pertamina EP mencapai sekitar 100 sumur dengan proyeksi realisasi mencapai 96 sumur hingga akhir tahun.

Sementara untuk awal 2020, Pertamina EP merencanakan akan melakukan kegiatan pengeboran di lima titik lokasi sumur pengembangan dan dua sumur eksplorasi.

"Total ada tujuh sumur yang akan di tajak saat awal tahun 2020. Asset 1 Rantau 1 sumur, Asset 3 Jatibarang dan Subang, Asset 5 Bunyu dan Sangasanga. Dan 2 sumur eksplorasi", ujarnya saat ditemui dalam kegiatan Bali Run Fast 2019 sebagai rangkaian kegiatan Hut Pertamina EP ke 14 yang digelar di Ubud, Gianyar, Bali, Sabtu, (28/9/2019).

Chalid menambahkan, bahwa produksi Pertamina EP dalam mengeksplorasi minyak dan gas mengalami tren peningkatan dengan capaian laba hingga Agustus 2019 mencapai U$S 441 juta.

Dia mengatakan, untuk produksi minyak diketahui dari periode Januari-Agustus 2019 senilai 82.400 BOPD atau tumbuh positif sekitar 6,17% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun realisasi produksi minyak periode Januari- Agustus 2018 hanya sebesar 77.248 BOPD. 

Sementara untuk realisasi produksi gas periode Januari-Agustus juga cukup memuaskan dimana capaian produksinya dari periode Januari-Agustus sudah mencapai 969 juta kaki kubik (MSCFD) atau sekitar 99% tercapai dari target APBN 2019 sebesar 970 MSCD. Meski demikian, capaian target 2019 tersebut lebih rendah jika dibandingkan target 2019 sebesar 1.021 MMSCFD. 

"Untuk realisasi produksi gas memang lebih rendah dari target, dikarenakan ada lapangan gas di Sumatera Selatan yang perlu dijaga reservoir nya agar sustain dan bisa menambah waktu produksinya. Penurunannya antara 20 hingga 30 MMSCFD. Maka dari itu kami optimalkan produksi gas dari lapangan lainnya", jelas Chalid.

Dia menegaskan, prinsip produksi gas tergantung dari buyer dimana jika buyer menurunkan permintaan maka serapan produksi gas kami juga menurun. Tapi kami tetap optimis pencapaian produksi gas tahun ini bisa mencapai 100%.

Menurutnya, dalam mengelola Perusahaan yang memiliki tantangan sangat tinggi ini, ada konsep Growth & Sustain agar perusahaan bisa bertumbuh dan bertahan. Untuk bertumbuh pihaknya dapatkan dari project eksplorasi dan untuk bertahan kami dapatkan dari mengelola lapangan eksisting.

"Pertumbuhan perusahaan didapatkan dari aktivitas pemboran eksplorasi. Untuk di area Jawa terdapat beberapa 5 temuan eksplorasi yang dikembangkan seperti Bambu Besar, Akasia Bagus, Akasia Maju, Akasia Besar Jati Asri yang berada di Subang - karawang dengan kontribusi sekitar 5000 BOPD. Dan selanjutnya eksplorasi yang baru di area asset 4 seperti misalnya Sumur Wolai dan Morea", jelas Chalid.

Pihaknya juga menyinggung pengembangan tahap lanjut atau Enhanced Oil Recovery (EOR) juga tengah dikembangkan di beberapa lapangan, seperti misalnya penerapan field trial polimer di lapangan Tanjung. Dari hasil tersebut, didapatkan informasi bahwa beberapa sumur monitor yang membaik, water cut menurun dan minyaknya bertambah.

Hal ini juga akan diterapkan di proyek lain seperti Lirik dan Sukowati. Untuk sukowati ini mekanismenya akan menggunakan CO2 dari Jambaran Tiung Biru. Untuk itu perlu dilakukan studi terkait jalur ROW, jenis pipa, reservoir dan beberapa tempat di Indonesia dibutuhkan biaya studi sekitar U$S 12.000 dengan skema dilakukan oleh Dirjen Migas dan Lemigas.

Setelah diumumkan pada Februari 2020 mendatang, hasil studi menyatakan layak terhadap semua aspeknya, maka tahapan selanjutnya akan dilakukan Field Trial. Harapannya ketika jambaran tiung biru onstream semua sudah ready dan bisa digunakan untuk meningkatkan produksi sukowati.


"Apabila EOR ini berhasil maka bisa menjadi yang pertama dilakukan di Indonesia. Dan sebaliknya apabila hasil studi menunjukkan tidak ekonomis maka hal tersebut tidak bisa dilanjutkan," tegasnya.


Sementara itu, Agus Amperianto, Asset 4 General Manager menyampaikan bahwa Asset 4 siap untuk menjadi bagian dari strategi Growth & Sustain, terutama dari sisi mempertahankan produksi. 

"Produksi Sukowati Field saat ini mencapai 9300 BOPD, meningkat hampir 3000 BOPD sejak kami ambil alih 2018 yang lalu, dimana produksi di kisaran 6700 BOPD. Proyeksi kami sampai akhir tahun bisa mencapai 10.000", ujar Agus. 

Tentunya untuk mencapai produksi 10.000 BOPd tersebut ada beberapa inovasi yang kami lakukan. Utamanya dengan memperhatikan 4 poin prinsip, yaitu Production Optimalization, Cost Efectiveness, Profit Driven, Value Creation.

Di Sukowati Field, salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan melakukan efisiensi salah satunya dengan mengurangi chemical. Dan melalui efisiensi tersebut bisa menghemat hingga Rp8 miliar per tahun.

Dia menegaskan, latar belakang inovasi yang dilakukan adalah Injeksi Chemical PPD yang sudah dilakukan sejak operator lama dengan dosis 300 PPM dan evaluasinya hanya menggunakan data Pigging dan hasil lab test Chemical PPD. Dengan inovasi pada sistem evaluasi memakai data Pressure, Pigging, Field & laboratory test kebutuhan Chemical PPD hanya sedikit, yaitu dengan dosis 50 PPM, sehingga Pertamina EP Field Sukowati bisa melakukan penghematan.

"Total nilai penghematan sekitar 8 Milyar rupiah setiap tahun", jelas Agus. 

Sementara untuk contoh cost efectiveness lainnya misalnya penggunaan gas engine menggantikan diesel engine, kemudian lifting minyak di Salawati Papua Field yang sebelumnya melalui petrogas sekarang direct ke RU 7 Kasim.

"Harapan kami, semua upaya yang kami lakukan dan dukungan dari semua pihak termasuk media, bisa menghasilkan produksi seperti yang dicita-citakan", pungkas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper