Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NTT Targetkan Pengembangan Kawasan Tanaman Kelor Capai 135 Hektare

Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat, mengemukakan pemerintahannya menargetkan pengembangan kawasan untuk tanaman kelor seluas 135 hektare pada 2019.
Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat /ANTARA
Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat /ANTARA

Bisnis.com, KUPANG - Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat, mengemukakan pemerintahannya menargetkan pengembangan kawasan untuk tanaman kelor seluas 135 hektare pada 2019.

“Target kami sekitar 135 hektare kawasan marungga (kelor) yang tahun ini kita kembangkan dengan sistem pola tanam alley cropping,” katanya, Senin (26/8/2019).

Alley cropping merupakan suatu sistem di mana tanaman pangan ditanam pada lorong di antara barisan tanaman pagar.

Gubernur Viktor sendiri sebelumnya mengemukakan bahwa pengembangan kelor merupakan komitemen pemerintahannya bersama Wakilnya Josef Nae Soi.

Menurutnya, kelor menjadi pohon masa depan yang diandalkan untuk mengatasai kekurangan gizi dan kekerdilan (stunting) yang selama ini mencemaskan.

Selain itu, menurutnya, tumbuhan kelor di NTT juga termasuk yang terbaik di dunia sehingga membuatnya menjadi “emas hijau” yang bernilai ekonomi tinggi.

“Karena itu kita kembangkan untuk konsumsi masyarakat untuk perbaikan gizi dengan pola alley cropping, selain itu kita juga dikembangkan pada kawasan tertentu untuk diekspor,” katanya.

Dikatakannya, salah satu daerah penghasil kelor yang tengah didorong pemerintah provinsi untuk tujuan ekspor di Desa Kufeu, Kecamatan Io Kufeu, Kabupaten Malaka yang diproduksi melalui Badan Usah Milik Desa (BUMDes) setempat.

Secara terpisah Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi NTT, Sinun Petrus Manuk, mengatakan produksi kelor di Desa Kufeu sendiri sudah berjalan bagus dan hasilnya diolah menjadi anek produk seperti tepung, sabun, dan pelembab tubuh.

“Karena itu kami terus mendorong agar produksinya juga dimaksimalkan pada lahan seluas 85 hektare di sana untuk diekspor karena permintaan sudah ada yaitu dari Jepang,” katanya.

Ia menambahkan, pemerintah provinsi juga sudah menjanjikan akan membantu sekitar 10 unit mesin pengering dengan kapasitas yang lebih besar untuk mendukung produksi kelor di Kufeu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper