Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Divre Sulselbar Pasok Beras ke Sintang & Nabire

Perum Bulog Divre Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) membuka jalur baru pendistribusian beras di Indonesia bagian timur.
Pekerja mengangkat karung beras di Gudang Bulog di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (3/1/2019)./Antara-Abriawan Abhe
Pekerja mengangkat karung beras di Gudang Bulog di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (3/1/2019)./Antara-Abriawan Abhe

Bisnis.com, MAKASSAR – Perum Bulog Divre Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulselbar) membuka jalur baru pendistribusian beras di Indonesia bagian timur.

Berdasarkan perintah logistik (printlog), pendistribusian itu mulai dilakukan ke sejumlah daerah defisit beras misalnya Papua dan Kalimantan.

Kepala Bulog Divre Sulselbar M. Attar Rizal mengatakan pembukaan jalur distribusi tersebut dilakukan guna melakukan perputaran seiring dengan kondisi panen raya yang sedang berlangsung di wilayah kerjanya.

Penyaluran ke daerah defisit stok beras, kata Attar, dinilai tak akan mengganggu penyaluran beras di wilayah kerja Bulog Sulselbar mengingat stok beras di wilayah ini diklaim surplus dengan total stok beras hingga Mei 2019 yakni sekitar 192.441 ton.

"Sesuai dengan printlog oleh pusat. Kita melakukan teknis penyebarannya, ke Sintang (Kalimantan Barat) dan Nabire (Papua) masing-masing 1.000 ton stok beras," jelas Attar pada Senin (10/6/2019).

Dia mengemukakan Sulsel akan selalu siap jika diminta untuk menyalurkan beras ke daerah-daerah defisit beras. Bergantung berapa banyak kebutuhan beras daerah terkait. Secara bertahap penyaluran beras dipastikan akan dilakukan.

Dengan adanya pembukaan jalur baru distribusi itu, lanjutnya, secara otomatis juga akan memberi ruang untuk melakukan serapan beras untuk daerah lokal. Terlebih sesuai Peraturan Gubernur, Bulog Divre Sulselbar diminta untuk meningkatkan penyerapan beras petani hingga 15%.

Sepanjang 2019, Bulog Divre Sulselbar menargetkan penyerapan beras 275.000 ton. Target serapan itu lebih besar dari serapan tahun lalu yang 250.000 ton. Realisasi serapan 2018 hanya mencapai 62,38 persen dari target 400.000 ton serapan beras.

Tingginya serapan beras bulog Sulselbar membuat perusahaan pelat merah ini mengambil sejumlah langkah antisipasi misalnya saja dengan melakukan penjualan melalui buy to sale (bts) untuk beras jenis premium.

"Kami melakukan langkah alternatif itu untuk mengimbangi serapan-serapan panen lokal. Sumpama beras medium kita sudah banyak, kita hanya menerima untuk membeli beras premium yang bisa kita jual ke pasar umum dan sesuai dengan kebutuhan pembeli," jelas Attar.

Selain beras, saat ini Bulog juga menangani penyediaan stok untuk gula, minyak goreng dan daging beku. Untuk stok gula dan minyak goreng stok yang ada saat ini dinilai mencukupi kebutuhan hingga Desember 2019.

Setidaknya, ada lebih 60.000 liter minyak goreng. Sementara, untuk gula masih ada sekitar 21.000 ton dan bawang merah dengan stok 13.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler